Jakarta, CNN Indonesia --
Jose Mourinho bakal menjalani laga penting bersama
Tottenham Hotspur di
Liga Champions melawan RB Leipzig, yang bisa membawa pelatih kenamaan itu ke pintu kegagalan yang lain.
Mourinho adalah salah satu fenomena di lapangan hijau dalam dua dekade terakhir. Ucapan dan tingkah lakunya kerap mengundang kontroversi. Salah satunya adalah perseteruan dengan manajer kawakan, Arsene Wenger.
Ketika masih menangani Chelsea di masa yang kedua (2013-2015), Mourinho menyebut 'Sang Profesor' Arsene Wenger sebagai manajer spesialis kegagalan karena performa The Gunners yang tak kunjung berbuah gelar prestisius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan gelandang itu mulai naik daun ketika membawa Porto menjadi kampiun Liga Champions dan diteruskan dengan keberhasilan bersama Chelsea mengganggu dominasi Sir Alex Ferguson dan Manchester United di Liga Inggris. Inter Milan pun menjadi salah satu etalase keberhasilan Mourinho.
Karier Mourinho kemudian kurang mengilap di Real Madrid. Sempat berupaya memperbaiki citra bersama Chelsea, Mou lantas berpisah di tengah jalan dengan The Blues.
 Jose Mourinho pernah menuai sukses bersama Chelsea. (AFP PHOTO / ODD ANDERSEN) |
Nama besar Mourinho kemudian menggoda MU. The Red Devils menggunakan jasa Mourinho untuk memperbaiki performa, namun berujung pada pemecatan.
Kini Tottenham menjadi pertaruhan terbaru dan Mourinho berada dalam situasi sulit jika mengacu pada lima pertandingan terakhir. Sejak pertengahan Februari, tak ada lagi perayaan kemenangan yang dilakukan The Lilywhites.
Empat kekalahan beruntun dan satu hasil imbang memperburuk persentase kemenangan Mourinho di Spurs, yang awalnya diharapkan dapat memperbaiki penampilan klub selepas meninggalkan Mauricio Pochettino sebagai juru latih.
Dari 25 pertandingan, Mourinho membawa Spurs menang 11 kali, seri enam kali, dan delapan kali kalah, atau hanya mampu membukukan 44 persen kemenangan. Persentase tersebut merupakan yang terendah dalam sejarah kepelatihan Mou.
Di antara kekalahan-kekalahan yang diderita, Tottenham harus menerima kenyataan tersisih di Piala FA, tertinggal dari persaingan perburuan zona empat besar, dan terancam tersisih di Liga Champions.
Bersama Spurs, Mourinho kerap mengubah formasi pemain inti. Berbeda memang jika dibanding ketika masih melatih Chelsea atau Real Madrid. Kendati demikian, Mou sejatinya tak asing dengan perubahan susunan starter. Selain pernah melakukannya di Porto, dan MU, Mourinho juga merupakan pelatih yang memiliki pemahaman taktik yang mumpuni.
Keputusan memilih formasi 4-2-3-1, 4-1-4-1, 4-4-2, 3-5-2, 3-4-3, atau 5-4-1 adalah upaya Mourinho beradaptasi dengan situasi dan kondisi tim yang tengah ditinggal penyerang andal macam Harry Kane dan Son Heung Min.
[Gambas:Video CNN]Tanpa Kane dan Son, klub London seharusnya tak kepayahan bersaing karena memiliki kedalaman skuat yang cukup. Kesebelasan yang musim lalu menjadi finalis Liga Champions itu tak mengalami perubahan sporadis. Tanpa Christian Eriksen, Kieran Trippier, atau Danny Rose, masih ada Dele Alli, Lucas Moura, dan Tanguy Ndombele. Mourinho pun sudah pernah mencoba formasi tanpa kehadiran penyerang murni.
Harry Winks dan Giovani Lo Celso muncul lebih dari sekadar opsi. Dua pemain itu menjadi motor tim, namun organisasi permainan yang gagap membuat Tottenham tak mampu berkutik.
Kemampuan manajerial Mourinho yang disebut sebagai salah satu yang terbaik dituntut di situasi genting seperti ini. Mou harus memberi kepercayaan diri dan mendorong mental para pemain untuk tampil maksimal guna melahirkan kemenangan.
Organisasi permainan Tottenham belakangan seperti menampakkan Mourinho gagal menganalisis lawan, sebuah anomali dari ciri khas Mourinho pada masa lalu.
Jika utak-atik taktik tak berhasil dan Mourinho tak mampu menjalankan tugas manajer dengan baik, maka pelatih Portugal itu benar-benar hanya meninggalkan nama besar.
Kegagalan bersama Tottenham bakal meredupkan reputasi Mourinho yang pernah lekat dengan julukan 'Special One'. Setelah didepak MU, kegagalan bersama Tottenham bisa jadi bakal membuat Mou menjadi spesialis kegagalan seperti yang pernah pelatih Portugal itu katakan kepada Wenger enam tahun silam.
(jun)