Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pelatih legenda tinju
Mike Tyson, Teddy Atlas, menyebut petinju kelas berat
Deontay Wilder sebagai bocah manja usai dikalahkan
Tyson Fury pada perebutan sabuk juara kelas berat WBC, Februari lalu.
Salah satu alasan Atlas melontarkan kritik tajam kepada Wilder adalah alasan petinju 34 tahun sesuai pertarungan.
Beberapa hari usai kalah dari Tyson Fury, Wilder menilai kostum yang digunakannya saat masuk ke ring menjadi penyebab kekalahan. Kostum tersebut terlalu berat sehingga menguras energi Wilder saat berduel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, alasan tersebut membuat Teddy Atlas menilai Deontay Wilder tidak lebih dari petarung pengganggu saja.
"Ya, [auranya] telah berubah, ini nyata. Saya di sini bukan untuk memukul Deontay Wilder, dan saya tidak berusaha jdi salah satu pembenci atau orang jahat," ujar Atlas kepada SiriusXM Boxing dikutip dari Express.
"Rasanya seperti menjadi bocah manja. Mereka terbiasa selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka memiliki hadiah, tetapi tidak pernah ada pertarungan dengan seorang pemukul," ucap Atlas menambahkan.
Duel Wilder vs Tyson Fury di MGM Grand Arena pada 22 Februari merupakan pertarungan edisi kedua bagi kedua petinju. Dalam pertarungan itu Fury keluar sebagai pemenang lewat kemenangan TKO di ronde ketujuh.
Fury dianggap menang setelah asisten pelatih Wilder, Mark Breland, melemparkan handuk putih. Ketika itu telinga kiri Wilder mengeluarkan darah. Wasit Kenny Bayless pun menghentikan duel dan memberikan kemenangan untuk Fury. Sabuk juara kelas berat WBC milik diserahkan kepada Fury.
Usai duel kedua tersebut, kedua petinju memiliki kontrak guna melakukan rematch yang rencananya digelar pada Juli mendatang.
(sry/jun)