Jakarta, CNN Indonesia -- Kesebelasan
Manchester United percaya diri tidak membutuhkan pemotongan gaji pemain guna menyelamatkan finansial di tengah krisis virus corona.
Juventus dan
Barcelona sejauh ini sudah mengumumkan pemotongan gaji pemain untuk menghadapi situasi tak menentu dampak dari wabah COVID-19.
Penyetopan kompetisi merugikan banyak klub, tak terkecuali MU, karena tidak ada pemasukan dari tiket dan hak siar, namun hal tersebut bukan pemasukan pokok klub Manchester Merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MU yakin tak perlu memotong gaji pemain karena memiliki kekuatan finansial yang ditopang keberadaan sponsor-sponsor kuat.
 Manchester United disinyalir tidak akan melakukan pemotongan gaji pemain. (AP/Kerstin Joensson) |
Dari berbagai sponsor, mulai perusahaan penyedia seragam hingga produsen mobil, The Red Devils ditengarai mendapat pemasukan sebesar 200 juta poundsterling atau sekitar Rp4 triliun seperti dikutip dari
ESPN.
Seiring dengan optimisme di sektor finansial, MU juga penuh harap musim ini dapat diselesaikan hingga laga terakhir.
Sebelum Liga Inggris disetop, MU menempati peringkat kelima dan masih terus bersaing berebut zona empat besar dengan Chelsea, Wolverhampton Wanderers, dan Sheffield United demi Liga Champions musim depan.
Sementara di Liga Europa, MU sudah mengantongi kemenangan besar atas LASK pada leg pertama babak 16 besar.
Seperti mayoritas klub-klub Eropa, pemain-pemain MU berlatih mandiri di rumah mengisi masa karantina di tengah wabah virus corona yang menyerang Inggris secara masif.
(nva/sry)