Niat kuat sudah tertancap dalam diri Fandi Hastomi untuk bisa menyaksikan Liverpool mengangkat trofi juara Liga Inggris secara langsung dari Stadion Anfield musim ini.
Segala persiapan sudah dilakukan lebih dari enam bulan sebelum keberangkatannya ke Inggris bersama sang istri, Aulia Adrina Merissa. Mulai dari tiket pesawat, akomodasi hotel, sampai dua tiket pertandingan Liverpool, yakni melawan Everton di laga tandang serta laga kandang menghadapi Crystal Palace.
Fandi tidak memberitahukan rencana keberangkatannya ke Inggris kepada banyak orang. Hanya beberapa teman dekat yang juga sesama fan Liverpool yang ia beri tahu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuan ke Inggris memang mau nonton Liverpool. Mau merasakan atmosfer yang ditunggu-tunggu saat Liverpool juara di Anfield. Apalagi ini pertama kali saya datang ke Anfield. Kepingin banget menyaksikan setelah 30 tahun penantian," kata Fandi kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Sedihnya, pandemi virus corona (Covid-19) membuat semua rencana Fandi gagal total. Ia memutuskan pulang sepekan lebih awal ke Indonesia setelah mendapatkan kabar kalau Inggris akan melakukan lockdown akibat virus corona.
Seluruh pertandingan di Liga Inggris yang sempat tertunda membuat suporter Liverpool kembali dalam tekanan dari suporter rival. Kebanyakan menyebut bahwa Liverpool gagal juara karena virus corona.
![]() |
Meski begitu Fandi tak mau ambil pusing dengan ejekan dan umpatan yang dilontarkan suporter tim rival.
"Paling nyesek [diumpat] kemarin waktu ada yang tahu saya ke Inggris tapi pertandingan dibatalkan karena corona. Sampai saya diam dan tidak jawab. Saya sudah niat mengumpulkan uang, sudah pegang tiket lawan Everton dan Crystal Palace, sudah sampai sana [Inggris]. Padahal buat dapat tiketnya saja susah dan mahal banget. Harganya bisa 3-5 kali lipat."
"Terus ada saja yang bilang, 'Liverpool enggak jadi juara. Kasih saja ke City.' 'Batalkan saja, enggak usah jadi juara.' Ada juga yang bilang 'Sudahlah, kasih saja juaranya ke Liverpool, kasihan.' Kalau nanti Liverpool juara, ini bukan hasil dikasihani," sebutnya.
Meski begitu, Fandi mengaku tidak menderita dengan segala umpatan dan ejekan terhadap Liverpool yang diterimanya dari banyak orang. Mulai dari grup whatsapp teman sekolah, grup teman kuliah sampai grup kerja.
"Enggak menderita kok, enggak sedih kan selalu ngebales kalau dicengin," ucap Fandi sembari tertawa terbahak-bahak.
Buat Fandi, Liverpool ibarat darah yang mengalir dalam tubuhnya sejak kecil. Bahkan kecintaannya kepada Liverpool disebut tidak dipengaruhi dari kakak atau orang tuanya.
Pria yang kini menjadi pekerja swasta itu mengenal Liverpool sejak era John Barnes sekitar tahun 1987-1997.
"Tidak ada yang pengaruhi saya buat suka Liverpool. Makanya saya suka bilang, We are born to be The Reds," akunya.
Tak hanya itu, Fandi juga tak segan untuk menyelipkan nama-nama pemain Liverpool ke dalam nama keempat anaknya. Seperti anak pertamanya yang diberi nama Kania Lareina, disusul Kennard Fath, Keoia Carraiz dan Kaia Alisson.
"Lareina lahir pada 2009 saat itu euforia Liverpool sedang juara Liga Champions di Istanbul. Kennard lahir tanggal 8, sesuai nomor punggung [Steven] Gerrard. Tapi kalau dikasih nama Gerrard jadi terlalu jelas banget. Jadi saya gabungkan dengan nama legenda Liverpool, Kenny Dalgish. Kalau dua nama anak perempuan itu ada kaitannya dengan kiper Liverpool, Loris Sven Karius dan Allison Backer," jelasnya.
Fandi juga coba untuk mengenalkan Liverpool kepada keluarga kecilnya. Ia dan istri juga sepakat memberikan sentuhan Liverpool ke nama keempat anaknya juga sudah mulai dikenalkan dengan The Reds sejak dini.
"Reina, anak pertama saya sudah tahu semua tentang Liverpool. Bahkan dia sudah baca buku Gerrard setebal itu. Anak kedua saya, sangat suka Philippe Countinho. Semenjak Coutinho pindah ke Barca, jadi agak galau juga dia," ujarnya.
Kini, Fandi dan keluarga kecilnya tak sabar menanti kejayaan Liverpool di Liga Inggris setelah penantian panjang selama 30 tahun. Meskipun peluang besar, ia enggan jemawa.
Lihat juga:'Blunder' Shin Tae Yong Tergoda PSSI |
"Buat saya bukan soal juara saja, yang penting prosesnya. Ada perjalanan bagus yang terlihat sejak Liverpool dipegang Jurgen Klopp, sama ketika dipegang Kenny Dalgish. Kelihatan prosesnya, timnya kuat hampir tidak terkalahkan, pemain muda. Sebab, hasil tidak akan mengkhianati proses," tutupnya.Menurutnya gelar penting, tapi proses untuk mencapai sebuah gelar juara jauh lebih penting.
Liverpool sendiri berpeluang juara di Stadion Anfield jika pada laga Rabu (24/6) waktu setempat berhasil mengalahkan Crystal Palace. Syaratnya, The Reds harus menang atas Everton di Stadion Goodison Park, Senin (22/6) dini hari WIB.
(ttf/bac)