Anfield terlihat tenang tak seperti biasanya memancarkan energi yang meluap-luap. Namun Liverpool tetap tampil membara dan terlihat begitu hidup di lapangan.
Liverpool mendapat sorotan setelah penampilan mereka menghadapi Everton di Liga Inggris jauh di bawah performa terbaik pada laga pekan ke-30. Dalam laga tersebut, Liverpool minim melakukan tekanan dan minim ancaman ke gawang lawan.
Liverpool lalu menunjukkan kebangkitan mereka di rumah, Anfield. Tanpa dukungan langsung penonton, tanpa nyanyian, tanpa sorakan, Mohamed Salah dan kawan-kawan sukses mengembalikan kualitas terbaik dari pola permainan mereka di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spanduk dan bendera-bendera yang berisikan tulisan dukungan jadi saksi bisu kehebatan Liverpool dalam menguasai permainan.
Di tengah kesunyian Anfield yang tak lazim, pemain-pemain Liverpool bergantian menggetarkan gawang Crystal Palace. Trent Alexander-Arnold, Mohamed Salah, Fabinho, dan Sadio Mane bergiliran mencetak gol.
![]() |
Salah satu kunci keberhasilan Liverpool lepas dari tekanan di ambang juara adalah sukses mereka mencetak gol cepat lewat Trent Alexander-Arnold. Alexander-Arnold berhasil menjawab kepercayaan sebagai eksekutor tendangan bebas dengan baik. Bek kanan tersebut mengirim bola ke pojok kiri gawang Crystal Palace.
Gol Alexander-Arnold ini mengangkat beban berat dari pundak Liverpool yang dituntut untuk segera tampil bagus dan mengunci gelar juara Liga Inggris.
Sebelum jeda babak pertama, Liverpool seolah sudah mengunci kemenangan lewat gol Mohamed Salah. Bintang asal Mesir tersebut membuktikan bahwa ia merupakan tokoh kunci di lini depan Liverpool.
Kehadiran Salah memberikan perbedaan jelas bagi lawan-lawan Liverpool. Skor 2-0 di babak pertama benar-benar membuat Liverpool di atas angin dan sudah memastikan kemenangan di tangan.
![]() |
Memasuki babak kedua, Liverpool mendominasi penuh permainan. The Reds bahkan mendapatkan penguasaan bola hingga mencapai 73 persen.
Fabinho membuktikan bahwa ia juga piawai dalam hal tembakan jarak jauh. Tendangan Fabinho meluncur deras tanpa bisa dibendung oleh kiper Palace, Wayne Hennessey.
Sedangkan pada menit ke-69, Liverpool menunjukkan peragaan counter attack cepat yang sering jadi senjata mereka. Kerja sama Sadio Mane dan Mohamed Salah berhasil membuat Mane melesat ke depan dan berhadapan satu lawan satu dengan kiper. Mane dengan dingin menaklukkan Hennessey untuk membuat Liverpool memimpin 4-0.
![]() |
Pada 15 menit akhir pertandingan, Jurgen Klopp melakukan banyak pergantian pemain dan memasukkan sejumlah pemain muda seperti Neco Williams dan Harvey Elliot. Klopp juga memberi kesempatan bermain pada Takumi Minamino dan Naby Keita.
Meski melakukan banyak perubahan, Liverpool punya banyak peluang untuk mencetak gol tambahan. Beberapa serangan Liverpool terbuang sia-sia, termasuk Mohamed Salah yang punya sejumlah kesempatan mencetak gol kedua.
Liverpool mengakhiri pertandingan dengan total 18 tembakan dengan tujuh di antaranya tepat sasaran.
Di sisa musim ini, Liverpool memang tak butuh penampilan terbaik untuk menjadi juara Liga Inggris. Selisih jarak yang cukup jauh dengan Manchester City membuat Liverpool sudah lama dianggap sebagai juara Liga Inggris meski di atas kertas 'The Citizens' masih punya peluang menyusul mereka.
Liverpool seolah tak mau menyudahi perburuan gelar Liga Inggris dengan cara tertatih-tatih meski jadi yang pertama melintasi garis finis.
Liverpool ingin menunjukkan bahwa mereka bisa menyentuh garis finis Liga Inggris dengan cara sama ketika mereka memulai, yaitu dengan tampil garang dan mematikan di hadapan lawan.
(jal)