Liverpool diklaim kehabisan jersey replika setelah memecahkan rekor penjualan sebesar 1,7 juta kaus pada musim ini.
Kaus kandang dengan apparel New Balance itu menjadi penjualan tertinggi dalam sejarah The Reds.
Dikutip dari Daily Mail, manajemen Liverpool berupaya mendekati pihak apparel untuk membeli jersey tambahan guna meningkatkan permintaan suporter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, permintaan dari fan Merseyside Merah meningkat pesat seiring dengan prestasi tim asuhan Jurgen Klopp itu yang jadi juara Liga Inggris musim ini.
Akan tetapi, perusahaan apparel yang berbasis di Amerika Serikat itu tidak akan memproduksi jersey tambahan seperti yang diminta Liverpool. Dengan begitu The Reds tidak dapat memenuhi permintaan penggemarnya.
Tanpa tambahan produksi untuk kaus kandang tersebut, toko online Liverpool dilaporkan memiliki pilihan yang terbatas untuk dijual.
Tidak adanya tambahan produksi kaus kandang itu karena hubungan yang buruk antara Liverpool dan New Balance terkait kontrak kerja sama.
Liverpool memenangi gugatan di Pengadilan Tinggi pada tahun lalu. Kemenangan itu membuka jalan bagi Liverpool menjalin kerja sama dengan Nike selama lima tahun mulai 1 Agustus.
Dalam tiga musim terakhir, penjuaan jersey Liverpool mencapai rekor. Hal itu tidak terlepas dari performa apik Jordan Henderson dan kawan-kawan bersama Jurgen Klopp.
Kontrak baru dengan apparel asal Amerika Serikat lainnya ini diharapkan bisa memecahkan rekor penjualan lagi di musim depan. Terlebih lagi, Nike diklaim memiliki lebih banyak gerai penjualan.
Meskipun, kontrak Liverpool dengan Nike hanya bernilai 30 juta poundsterling per tahun. Lebih sedikit 15 juta poundsterling dibandingkan dengan New Balance yang mencapai 45 juta poundsterling per tahun.
(sry)