ANALISIS

PSG vs Munchen: Serangan Balik Bakal Krusial

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 23 Agu 2020 09:05 WIB
PSG dan Bayern Munchen punya kecepatan di atas rata-rata. Serangan balik bisa jadi momen krusial di final Liga Champions nanti.
Serge Gnabry akan beradu tajam dengan Kylian Mbappe di final Liga Champions. (AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Paris Saint Germain dan Bayern Munchen sama-sama punya kecepatan di atas rata-rata. Karena itu serangan balik bisa jadi kunci penentu kemenangan di final Liga Champions, Senin (24/8) dini hari waktu Indonesia.

Dari barisan PSG, kecepatan Neymar, Angel Di Maria, hingga Kylian Mbappe mutlak harus diwaspadai oleh barisan pertahanan Bayern Munchen.

Sementara itu di Munchen, ada sosok Serge Gnabry, Ivan Perisic, Joshua Kimmich, hingga Alphonso Davies yang punya kecepatan di atas rata-rata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari prakiraan formasi, PSG kemungkinan bakal memilih trio Kylian Mbappe, Neymar, dan Angel Di Maria di lini depan.

Dengan sistem tanpa striker murni alias false nine, trio PSG bakal lebih bergerak bebas dan membingungkan lini belakang Munchen dibandingkan mereka menggunakan Mauro Icardi sebagai ujung tombak.

PSG's Neymar, right, and Kylian Mbappe exercise during a training session at the Luz stadium in Lisbon, Tuesday Aug. 11, 2020. PSG will play Atalanta in a Champions League quarterfinals soccer match on Wednesday. (David Ramos/Pool via AP)Mbappe dan Neymar adalah jaminan kecepatan di PSG. (AP/David Ramos)

Tak hanya itu, penempatan Mbappe, Neymar, dan Di Maria juga membuat PSG bisa menaruh tiga gelandang jangkar lewat kehadiran Ander Herrera, Marquinhos, dan Leandro Paredes atau Idrissa Gueye. Marco Verratti bakal turun bila ia sudah benar-benar fit.

Sementara itu di lini belakang, Thilo Kehrer dan Juan Bernat bakal mengapit Thiago Silva dan Presnel Kimpembe.

Formasi Bayern Munchen berbeda tipis dibandingkan PSG. Munchen bakal menjadikan Robert Lewandowski sebagai ujung tombak dan bakal ditopang trio Serge Gnabry, Thomas Mueller, dan Ivan Perisic.

Thiago Alcantara dan Leon Goretzka bertindak sebagai gelandang jangkar sedangkan kuartet lini belakang ditempati oleh Joshua Kimmich, Jerome Boateng, David Alaba, dan Alphonso Davies. Andai Boateng tidak fit, Nicklas Sule bakal jadi pengganti.

Bayern's Serge Gnabry celebrates after scoring the opening goal of his team during the Champions League semifinal soccer match between Lyon and Bayern Munich at the Jose Alvalade stadium in Lisbon, Portugal, Wednesday, Aug. 19, 2020. (Miguel A. Lopes/Pool via AP)Serge Gnabry jelas harus diperhatikan lini belakang PSG. (AP/Miguel A. Lopes)

Berhati-hati atau Tetap Frontal

Dengan sistem serang nyaris sama yaitu kedua full back ikut membantu serangan, skema serangan balik bisa jadi penentu di laga nanti.

Majunya full back kedua tim bisa jadi senjata makan tuan bagi mereka. Andai Davies dan Kimmich terlalu tinggi meninggalkan pos pertahanan, hal tersebut bakal jadi makanan empuk bagi Neymar, Mbappe, dan Di Maria.

Hal yang sama juga berlaku bagi PSG. Bila Bernat dan Kehrer terlalu naik dan kemudian PSG kehilangan penguasaan bola, hal itu jadi bahaya besar lantaran Gnabry, Perisic, dan Mueller bakal unggul dalam langkah saat menyusun skema serangan balik.

Skema tersebut bakal terjadi bila kedua tim tetap memilih bermain terbuka dan saling jual beli serangan. Namun ada kemungkinan kedua tim berhati-hati dan memilih mengerem laju penyerangan.

Itu artinya kedua full back tidak akan langsung diinstruksikan naik terlalu tinggi di awal permainan. Dengan kondisi demikian, lini tengah kedua tim bakal memegang peranan sentral.

Bayern's Serge Gnabry, right, celebrates his side's second goal with teammates Robert Lewandowski, center, and Thomas Mueller during the Champions League semifinal soccer match between Lyon and Bayern Munich at the Jose Alvalade stadium in Lisbon, Portugal, Wednesday, Aug. 19, 2020. (Miguel A. Lopes/Pool via AP)Perebutan bola di lini tengah bakal penting dan Bayern Munchen bisa punya keunggulan dalam hal itu. (AP/Miguel A. Lopes)

Andai PSG memainkan pola false nine, mereka punya 'keunggulan' dalam jumlah gelandang. Dalam kondisi itu, Mueller juga harus lebih berperan aktif turun dan ikut bertarung dalam perebutan bola.

Dalam pertarungan penguasaan bola, Munchen sepertinya bisa menepuk dada lantaran memiliki sosok Thiago. Tetapi PSG bisa mengimbanginya jika Verratti bisa turun bermain sejak menit pertama.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

Pada skema permainan dengan tempo yang tidak terlalu cepat, Munchen sepertinya punya keunggulan karena peran Mueller dan Lewandowski bisa membuat Munchen tak hanya mengandalkan kecepatan untuk mendobrak gawang lawan.

Sementara itu PSG juga punya kelebihan dalam sosok Neymar. Pemain asal Brasil itu menunjukkan kematangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan musim-musim sebelumnya.

PSG's Neymar celebrates at the end of the Champions League semifinal soccer match between RB Leipzig and Paris Saint-Germain at the Luz stadium in Lisbon, Portugal, Tuesday, Aug. 18, 2020. PSG won the match 3-0. (AP Photo/Manu Fernandez)Aksi individu Neymar bisa muncul bila dibutuhkan PSG. (AP Photo/Manu Fernandez)

Neymar tidak lagi jadi pemain yang egois dan terus mementingkan aksi individu. Namun bila aksi individunya dibutuhkan, Neymar dengan senang hati bakal menunjukkannya seperti halnya pada laga lawan Atalanta.

Di laga lawan Atalanta, PSG kesulitan dan Neymar benar-benar bergerak sendirian menjadi motor serangan PSG.

Terlepas dari berbagai kemungkinan yang ada, PSG dan Munchen sepertinya bakal memaksimalkan kemampuan terbaik mereka sejak awal pertandingan. Itu berarti full back bakal aktif menyerang dan hal itu juga berujung pada kemungkinan sebuah serangan balik akan menentukan hasil akhir pertandingan.

(har)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER