Legenda tinju dunia, Mike Tyson, mengkritik berbagai ajang mixed martial arts (MMA) yang tidak mau mengeluarkan uang banyak untuk membayar petarung-petarungnya.
Tyson memandang MMA adalah ajang olahraga pertarungan yang sudah memiliki daya jangkau luas sekaligus memiliki daya tarik, namun mantan juara dunia tinju berjuluk Si Leher Beton menilai atlet-atlet yang bertarung dalam disiplin olahraga bela diri campuran itu tidak memiliki bayaran tinggi.
Sosok kontroversial itu menilai petinju lebih banyak mendapat uang ketimbang petarung MMA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"MMA akan selalu memiliki banyak penonton dibanding tinju, tetapi para petinju lebih kaya ketimbang petarung-petarung MMA," kata Tyson.
"Membingungkan juga, tidak habis pikir. Saya tidak tahu, dalam persepsi saya mereka tidak mendapat uang banyak. [MMA] itu menarik dan seksi, tetapi [para petarung] tidak mendapat banyak uang," sambungnya dalam sebuah podcast dilansir dari Daily Mail.
Sebagai perbandingan, bayaran Conor McGregor ketika tampil menghadapi Khabib Nurmagomedov ada di kisaran 2,3 juta poundsterling atau sekitar Rp44,2 miliar. Padahal pertarungan tersebut merupakan salah satu duel terbesar di ajang UFC.
Sementara dua petinju kelas berat yang akan berduel, Tyson Fury dan Deontay Wilder mendapat bayaran sekitar 19,4 juta poundsterling atau senilai Rp373,1 miliar.
Masalah bayaran di MMA, khususnya UFC, menjadi sorotan ketika beberapa petarung bernama besar mempermasalahkan upah tarung di octagon.
Problem pendapatan pula yang membuat Jorge Masvidal sempat berniat menyudahi karier di UFC.
(nva)