Keberadaan Elkan Baggott di Timnas Indonesia U-19 justru harus meningkatkan kemampuan individu pemain lain dan organisasi skuad Garuda Muda.
Baggott menampilkan kesan pertama yang begitu baik dalam debut di laga Timnas Indonesia U-19 vs Makedonia, Minggu (11/10).
Pemain keturunan Indonesia dan Inggris itu mempertahankan performa yang menawan dalam pertemuan kedua melawan Makedonia, Rabu (14/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam laga yang berakhir imbang dengan Makedonia tersebut terlihat organisasi pertahanan Indonesia tidak bermain rapi.
Lawan beberapa kali membahayakan gawang yang dikawal Muhammad Adi Satryo. Ada beberapa momen Baggott salah mengambil keputusan dan bola melewatinya.
Pemain bertinggi 194cm itu juga sempat terlihat tertinggal dalam adu sprint, beruntung kaki yang panjang membuat sliding tackle menjadi pilihan yang tepat untuk menghalau bola.
Terlepas kesalahan individu yang dilakukan, yang bisa menimpa pemain mana pun di dalam sebuah pertandingan, Timnas Indonesia U-19 jelas tak bisa leha-leha dan begitu saja mempercayakan Baggott.
Organisasi pertahanan jelas harus dibangun. Kemampunan yang diasah dan pengalaman Baggott di Inggris menjadi kelebihan, namun hanya mengandalkan Baggott adalah kesalahan besar.
![]() |
Selain organisasi pertahanan dalam situasi bertahan, koordinasi transisi dari menyerang ke bertahan pun harus selalu diasah.
Pemain-pemain seperti Rizky Ridho Ramadhani atau Komang Teguh yang biasa bermain sebagai center back harus bisa melapis Baggott dan tetap menjaga kepercayaan diri.
Dalam situasi bertahan ketika Baggott mampu menghalau bola udara, pemain lain pun harus memahami posisi untuk memenangkan second ball dan menata serangan kembali.
Baggott menjadi nilai tambah di Timnas Indonesia U-19, namun bahaya mengintai jika menaruh harapan pada pemain Ipswich Town tersebut.
(nva)