Kemenpora melalui Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menyebut Indonesia tidak perlu malu karena menjadi negara satu-satunya di Asia Tenggara yang tak melanjutkan kompetisi sepak bola musim 2020.
Menurut Gatot di masa pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan dan keselamatan jauh di atas segalanya.
"Tidak perlu malu memang ini harga mahal yang harus ditebus. Karena dalam situasi Covid-19 ini kan yang terpenting kesehatan. Apa gunanya kompetisi jalan kalau kesehatan menjadi tidak prioritas," ucap Gatot kepada CNNIndonesia.com, Senin (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Gatot mengatakan urusan menjalankan kompetisi atau tidak sepenuhnya milik federasi, PSSI, terutama operatornya, PT Liga Indonesia Baru (LIB). Hanya saja, PSSI harus menghormati kepolisian sebagai pihak yang memberikan izin keramaian.
"Harapan kami kalau jadi [kompetisi kembali mulai] di Februari, yang pasti saja. Jangan mundur-mundur lagi [jadwalnya]. Nanti kalau mundur bentrok sama Piala Dunia U-20," ungkapnya."Kami bisa memahami, kami enggak menegur atau memperingatkan PSSI. Kami paham juga kami tidak dalam kapasitas untuk memberikan surat peringatan kepada PSSI. Karena yang tidak memberikan izin kan lembaga pemerintah juga, pihak kepolisian."
Pemerintah saat ini fokus kepada peringkat Indonesia di ranking FIFA yang saat ini masih stagnan di urutan ke 173 dengan 964 poin. Gatot mengaku sudah tahu cara untuk menghitung kenaikan peringkat dan tidak berpengaruh dengan faktor kompetisi domestik.
"Berapa kali kita bermain di level internasional, prestasinya seperti apa, home-away dan turnamen khusus. Kemudian juga beberapa indikator tertentu. Khusus untuk kompetisi domestik tidak jadi indikator yang perlu kita khawatirkan. Cuma yang perlu diantisipasi saat TC di Kroasia harapannya harus segera diterjunkan ke real battle competition yang sesungguhnya," jelasGatot.
Sementara itu Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri mengungkapkan dari sisi teknis sangat menyayangkan hanya Indonesia yang menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak melanjutkan kompetisi musim 2020 di tengah pandemi Covid-19. Terlebih lagi, tidak dilanjutkannya kompetisi lantaran tak mendapatkan izin dari pihak kepolisian.
"Kalau dari sisi teknis sangat disayangkan sekali, keinginan PSSI buat menjalankan kompetisi tidak dapat izin, karena kita pingin pemain-pemain Timnas yang tidak TC bisa kembali berlatih dan berkompetisi di klub masing-masing," ucap Indra Sjafri melalui pesan singkat.
![]() |
Selain itu, Indra Sjafri menambahkan kompetisi menjadi lahan bagi pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong mencari pemain potensial yang bisa bergabung dengan Timnas Indonesia.
Apalagi, berbagai event internasional baik di level Asia Tenggara maupun dunia menjadi agenda yang bakal diikuti Timnas Indonesia, junior maupun senior.
"Bukan otomatis juga jadinya begitu [Indonesia tertinggal dari negara ASEAN], yang jelas tidak ada kegiatan kompetisi akan menyebabkan pelatih dan pemain kehilangan kesempatan mendapatkan hal yang paling penting dalam karier mereka masing-masing, yaitu kompetisi buat mengasah dan menguji kualitas. Ini juga yang disampaikan dan disesalkan Shin Tae Yong," tutup Indra Sjafri.
(ttf/sry)