Pertandingan Manchester City vs Liverpool yang terjadi pada pekan kedelapan Liga Inggris tak bakal menentukan gelar juara, meski tiga poin bisa mendongkrak posisi di klasemen.
Fase awal musim yang merupakan momen adaptasi memasuki kompetisi baru terjadi dengan penuh kejutan. Beberapa kesebelasan mendapatkan hasil yang mengejutkan, termasuk kekalahan-kekalahan besar yang dialami klub-klub ternama atau kemenangan meyakinkan dari klub-klub medioker.
Liverpool dan Man City menelan kekalahan yang memunculkan keraguan mengenai gelar juara musim ini. Kekalahan 2-7 dari Aston Villa bak petaka sang juara bertahan. Sementara kekalahan 2-5 dari Leicester memanaskan posisi Pep Guardiola di Etihad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, perlahan Liverpool mulai menunjukkan kemampuan seperti layaknya kesebelasan unggulan, menuai kemenangan dan poin di tiap pertandingan.
![]() |
Tanpa Virgil Van Dijk yang merupakan sosok kunci, Liverpool kemudian menyuguhkan permainan yang solid dan matang. Seolah menegaskan pernyataan klise bahwa, 'sepak bola adalah permainan tim.'
Setelah pil pahit di Villa Park, anak asuh Jurgen Klopp kini mulai meretas jalan menuju puncak klasemen justru tanpa Van Dijk di jantung pertahanan. Seri melawan Everton yang dilanjutkan dengan lima kemenangan beruntun kembali memposisikan Liverpool sebagai tim yang layak difavoritkan.
Klopp sepertinya berhasil menanamkan mental juara pada klub yang dilatihnya sejak 2015. Untuk meraih kemenangan atas Man City, Liverpool dituntut tampil sempurna dan tidak sekadar datang dengan mental bagus yang kemudian didukung dewi fortuna.
Wajar jika Liverpool akan fokus pada pertahanan yang ditinggal Van Dijk dan Fabinho, namun Merseyside Merah tidak bisa terpaku pada persoalan tersebut. Jordan Henderson dan kawan-kawan di sisi lain juga dituntut menampilkan level permainan yang mengancam lawan.
Meski terancam tanpa Thiago Alcantara, kombinasi lini tengah dan depan Liverpool tetap menyisakan kekhawatiran bagi lawan-lawan. Terlebih saat ini ada kekuatan baru dalam diri Diogo Jota.
Ketimbang Liverpool yang sudah mulai rutin meraih tiga poin, Man City masih relatif inkonsisten.
Pertandingan di Etihad menjamu Liverpool bisa menjadi tiket bagi The Citizens ke papan atas. Jika bisa meraih tiga poin, maka Man City yang masih memiliki satu laga lebih banyak ketimbang mayoritas klub-klub Liga Primer lain setidaknya bisa menambah kepercayaan diri.
![]() |
Optimisme sebelum bertanding bisa hadir dengan keberadaan Gabriel Jesus yang sudah pulih dari cedera dan turut mencetak gol dalam laga Liga Champions tengah pekan lalu.
Jesus dan Sergio Aguero bisa menghantui pertahanan Liverpool yang sedang berada dalam kondisi tak sempurna.
Seperti Jota di Liverpool, Man City memiliki Ruben Dias sebagai pemain anyar yang vital. Menempati posisi bek tengah, Dias bisa menjadi pembeda. Dalam enam laga bersama Dias sebagai palang pintu, Man City hanya kebobolan tiga gol.
Secara keseluruhan, Man City hingga saat ini baru kebobolan delapan kali di Liga Inggris. Sementara Liverpool sudah 15 kali dibobol lawan. Sementara dalam pergerakan ofensif, Liverpool sudah mengoleksi 17 gol dan Man City baru membobol gawang lawan sebanyak sembilan kali.
Duel Guardiola vs Klopp menjadi bumbu lain lagi yang menambah sedap pertandingan. Rivalitas keduanya yang dimulai di Liga Jerman bakal menuntut para pemain berada dalam kondisi sempurna demi tiga poin.
Kemenangan di Etihad tidak akan berdampak signifikan pada perburuan gelar juara jika tidak diikuti dengan penampilan konsisten. Sementara kehilangan tiga poin dalam laga akhir pekan ini masih bisa digantikan Man City atau Liverpool dengan kemenangan-kemenangan pada matchday selanjutnya lantaran jalan masih panjang dan para pesaing masih belum konsisten.
(osc)