Manchester United dan pendukungnya di Liga Inggris ibarat kisah cinta remaja. Ketika penggemar mulai kecewa, di sanalah Manchester United kembali menggoda mereka.
Dalam kisah cinta remaja, seringkali ditemui kisah ketika tokoh utama justru mengecewakan orang tercinta. Namun ketika orang tercinta tersebut menjauh dan tak lagi menaruh harapan, justru sang tokoh utama akan mengejar dan memberi bukti anyar bahwa ia tetap layak dicintai.
Itulah Manchester United dan penggemarnya di awal musim ini. Saat penggemar Manchester United mulai coba bersikap realistis, justru 'Setan Merah' menggoda mereka dan seolah kembali mengajak pendukungnya bermimpi besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itulah yang terjadi pada laga Manchester United lawan Everton. Manchester United datang ke Goodison Park dengan kondisi terluka parah.
Manchester United tumbang di hadapan Arsenal dan kemudian disusul kekalahan memalukan lawan Istanbul Basaksehir di Liga Champions.
![]() |
Hasil buruk itu masih ditambah oleh jeda waktu yang singkat dalam persiapan menghadapi Everton. The Toffees punya waktu seminggu sedangkan Man Utd hanya punya jeda tiga hari.
Situasi makin tampak buruk di awal laga. Setelah David de Gea sempat marah-marah pada Victor Lindelof yang melakukan back pass dengan sembrono, Manchester United kebobolan duluan oleh Everton di laga tersebut.
Manchester United kebobolan lebih dulu lewat cara gol yang mudah. Sebuah umpan panjang lewat tendangan Jordan Pickford berhasil disundul Dominic Calvert-Lewin ke arah Bernard.
Bernard melakukan akselerasi dan mengakhirinya dengan tembakan mendatar ke pojok kanan yang tak terjangkau oleh tangan De Gea.
Setelah kebobolan cepat, Manchester United justru bisa mencetak dua gol balasan dengan gemilang lewat Bruno Fernandes. Manchester United sudah menyamakan kedudukan enam menit berselang dari gol pertama Everton.
Gol pertama Fernandes tercipta dengan indah karena gelandang asal Portugal itu terbang dan menyambut umpan silang Luke Shaw dengan sangat akurat. Sundulan keras Fernandes tak bisa dihalau oleh Pickford.
Pada proses gol kedua, gol Fernandes sedikit berbau keberuntungan. Niat Fernandes mengirim umpan ke Marcus Rashford, bola justru tak bisa disundul oleh pemain bernomor punggung 10 tersebut.
Meski gagal disambut Rashford, bola tetap meluncur ke pojok, mengenai tiang, dan masuk melewati garis gawang.
![]() |
Di babak kedua, Manchester United benar-benar mengunci langkah Everton. The Toffees hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran di laga tersebut. Satu-satunya tembakan tepat sasaran itu adalah tembakan yang jadi gol oleh Bernard. Di luar itu, tidak ada ancaman dari pemain-pemain Everton.
Kegembiraan Manchester United makin bertambah karena Edinson Cavani ikut mencetak gol. Penyerang gaek asal Uruguay membuktikan bahwa ketajamannya di depan gawang belum tumpul.
Setelah kemenangan ini, Manchester United bakal istirahat lantaran ada jeda internasional sebelum kembali beraksi melawan West Browmich Albion di 21 November mendatang.
Dalam jeda istirahat tersebut, Solskjaer tentu harus mulai berpikir tentang hal-hal yang perlu ia lakukan agar Manchester United tak terus berada di ritme yang sama.
![]() |
Ritme yang ada pada Manchester United saat ini adalah mengejutkan ketika tak diharapkan namun mengecewakan ketika mereka mulai dipercaya bisa tampil gemilang.
Solskjaer harus mengubah hal-hal tersebut. Sungguh ironis melihat Manchester United bisa galak di luar kandang dan malah melempem di Old Trafford.
Kehebatan Man Utd di laga tandang akhirnya tak berdampak signifikan di posisi klasemen Liga Inggris bagi mereka karena 'Setan Merah' justru baru mengumpulkan satu poin dari empat laga kandang.
Manchester United baru mengumpulkan 10 poin dari tujuh laga. Mereka masih jauh di bawah pada klasemen Liga Inggris, namun posisi puncak tidak berada jauh dari pandangan mereka.
Mengacu pada klasemen usai laga Sabtu (7/11), mereka hanya tertinggal enam angka dari pemimpin klasemen Southampton. Dengan Everton yang ada di posisi kelima, Man Utd bahkan kini hanya berjarak tiga poin.
Belum lagi Manchester United punya satu laga sisa di tangan bila dibandingkan mayoritas tim papan atas lain. Merujuk Liga Inggris masih berjalan 1/5 dari kompetisi yang dijadwalkan, mimpi untuk jadi juara Liga Inggris masih jadi mimpi yang bisa dipandang mata.
Namun mimpi besar itu bakal mudah sirna bila Manchester United dan pendukungnya masih menganut kisah cinta ala remaja. Yaitu ketika Manchester United dengan mudahnya menghancurkan hati penggemar berulang kali saat penggemar sedang menaruh kepercayaan terhadap mereka.
(bac)