ANALISIS

Son Heung Min, 'Aktor Drama Korea' di Liga Inggris

Juprianto Alexander | CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2020 07:55 WIB
Son Heung-min tampil mengesankan bersama Tottenham Hotspur dan hal itu kembali dibuktikan saat mengalahkan Arsenal.
Son Heung-min tampil mengesankan bersama Tottenham Hotspur pada musim ini. (AP/Paul Childs)
Jakarta, CNN Indonesia --

Son Heung Min kembali tampil menawan bersama Tottenham Hotspur. Son jadi bintang Tottenham saat mengalahkan Arsenal 2-0 di Liga Inggris.

Son menjadi sosok yang rutin menebar ancaman ke pertahanan Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, Minggu (6/12) waktu setempat. Kecepatan dan pergerakan Son bikin pertahanan Arsenal pontang-panting.

Son bukan hanya sekadar menebar berbahaya. Bintang asal Korea Selatan itu juga jadi aktor yang membuka keunggulan Tottenham di laga ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Son menghukum Arsenal melalui gol indah saat laga baru berjalan 13 menit. Penyerang sayap berusia 28 tahun itu melakukan aksi individu yang diakhiri dengan tendangan dari jarak jauh.

Tendangan melengkung Son meluncur deras ke pojok kiri gawang Arsenal tanpa bisa dibendung Bernd Leno. Gol yang membuat semangat para pemain Tottenham semakin berlipat untuk memenangi pertandingan.

Tottenham's Sergio Reguilon, right, and Pierre-Emile Hojbjerg, center, celebrate with Son Heung-min, left, who scored his side's first goal during the English Premier League soccer match between Tottenham Hotspur and Arsenal at Tottenham Hotspur Stadium in London, England, Sunday, Dec. 6, 2020. (Paul Childs/Pool via AP)Son Heung-min mencetak satu gol saat Tottenham mengalahkan Arsenal. (AP/Paul Childs)

Setelah gol pada menit ke-13, Son muncul sebagai pemain yang mengawali serangan balik cepat The Lilywhites. Son berlari dari daerah permainan sendiri hingga kotak penalti Arsenal.

Ia lantas memberikan umpan pendek ke arah Kane yang tidak terkawal di kotak penalti. Kane melepaskan tendangan keras dari sudut sempit yang menggetarkan gawang Arsenal untuk kali kedua.

Satu gol dan satu assist melawan Arsenal membuat Son melanjutkan rapor bagus sejak awal musim ini. Mantan pemain Bayer Leverkusen itu tidak berhenti mencetak gol untuk membawa Tottenham meraih hasil optimal di Liga Inggris.

Sejak awal musim ini, Son sudah mencetak 10 gol dan memberikan tiga assist. Jumlah gol yang dicetak Son bahkan lebih baik ketimbang Kane yang baru mengemas 8 gol.

Kane merupakan mesin gol utama Tottenham dalam beberapa musim terakhir. Sedangkan Son baru musim ini diplot sebagai pendamping Kane setelah beberapa musim sebelumnya ditempatkan sebagai penyerang sayap.

Keputusan Mourinho menggeser Son dengan bermain lebih ke tengah terbukti jitu. Son muncul sebagai duet ideal Kane yang selama ini jadi tumpuan tunggal Tottenham untuk mencetak gol demi gol.

Tottenham's Harry Kane, left, celebrates scoring his side's second goal during the English Premier League soccer match between Tottenham Hotspur and Arsenal at Tottenham Hotspur Stadium in London, England, Sunday, Dec. 6, 2020. Right is Tottenham's Son Heung-min who scored his side's first goal. (Glyn Kirk/Pool via AP)Son Heung-min menjelma jadi duet yang menakutkan bersama Harry Kane di Liga Inggris. (AP/Glyn Kirk)

Produktivitas Son di awal musim ini juga membuatnya masuk persaingan top skor Liga Inggris. Peraih medali emas Asian Games 2018 itu hanya terpaut satu gol dari bomber Everton, Dominic Calvert Lewin yang memuncaki daftar top skor sementara.

Ketajaman Son di depan gawang lawan juga berarti positif untuk Tottenham. Gol-gol yang dijaringkan Son membuat tim London Utara terus meraih hasil bagus sejak awal musim ini.

Skuad asuhan Jose Mourinho belum lagi kalah sejak takluk 0-1 dari Everton pada pekan pertama. Dalam 10 laga terakhir, Tottenham meraih tujuh kemenangan dan tiga hasil imbang.

Rangkaian hasil positif itu membuat Tottenham kukuh di puncak klasemen. Sementara ini, Tottenham mengungguli juara bertahan Liverpool dan tim bertabur bintang Chelsea yang melengkapi posisi di tiga besar klasemen Liga Inggris.

Son dan Tottenham kini tengah mencoba untuk mengukir cerita indah pada akhir musim. Tottenham tidak ingin lagi hanya berlabel tim penghuni zona empat besar yang sudah melekat sejak musim 2015/2016 ketika diarsiteki Mauricio Pochettino.

GIF Banner Promo Testimoni

Tottenham juga tidak ingin lagi jadi tim spesialis nyaris juara seperti yang terjadi di final Liga Champions musim 2018/2019 setelah kalah dari Liverpool. Kali ini, Son dkk ingin merasakan bagaimana rasanya di puncak dan nikmatnya mengangkat trofi juara pada akhir musim.

Tottenham ingin mimpi mereka menambah trofi di lemari gelar jadi kenyataan. Tim yang sebelumnya bermarkas di White Hart Lane itu ingin mengulangi prestasi bersejarah kala dua kali jadi juara musim 1950/1951 dan 1960/1961.

Tottenham memang bukan tim dengan tradisi juara di Liga Inggris. Sejak berdiri, Tottenham baru dua kali juara dan sisanya hanya mengoleksi 8 gelar Piala FA serta 4 trofi Piala Liga Inggris.

Namun, musim ini Tottenham dan fan ingin bermimpi lebih tinggi. Cerita ke arah sana coba dirajut tim arahan Mourinho dengan mengandalkan Son yang terus cemerlang.

(sry)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER