Tottenham Hotspur mencuat jadi penantang perburuan gelar Liga Inggris musim ini. Di tangan Jose Mourinho, Tottenham jadi solid di belakang tetapi masuk dalam jajaran tim tajam di depan.
Masuknya Tottenham dalam penantang perburuan gelar juara bukanlah hal baru. Dalam beberapa tahun terakhir, 'The Lilywhites' telah ikut serta dalam perburuan gelar yaitu pada era Mauricio Pochettino.
Setelah transisi dan masa adaptasi Pochettino ke Jose Mourinho di pertengahan musim lalu, 'The Special One' akhirnya benar-benar mampu menciptakan sistem seperti yang ia inginkan di Tottenham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai pekan ke-11 berakhir, Tottenham bisa berada di puncak klasemen dengan nilai 24 poin, unggul selisih gol atas Liverpool yang dikenal sebagai mesin gol dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak kalah tipis 0-1 dari Everton di laga pembuka, Tottenham tak pernah lagi kalah di 10 laga berikutnya dengan catatan tujuh kali menang dan tiga imbang.
Bahkan di empat laga terakhir, Tottenham tidak pernah bisa dibobol oleh lawan-lawannya. Padahal dalam tiga laga terakhir tersebut, Tottenham menghadapi tiga tim besar yaitu Manchester City, Chelsea, dan Arsenal.
![]() |
Di tiga laga terakhir melawan tim besar tersebut, Tottenham sanggup meraih tujuh poin. Hanya Chelsea yang bisa mencuri poin dari laga lawan Tottenham lewat hasil imbang tanpa gol.
Karakter Tottenham sebagai tim yang lebih sering tertekan pun terlihat dalam penguasaan bola melawan tiga tim besar tersebut. Tottenham selalu kalah dalam ball possession.
Tottenham, dikutip dari livescore, hanya menguasai 34 persen ball possession di laga lawan Manchester City, 39 persen saat lawan Chelsea, dan 31 persen saat menghadapi Arsenal.
Soal total tembakan Tottenham juga selalu kalah di tiga laga terakhir yaitu dua banding 12 di laga lawan Man City, empat banding 10 di laga lawan Chelsea, dan empat banding sembilan di laga lawan Arsenal.
Mourinho seperti sudah membiasakan Tottenham tetap nyaman meski berada dalam pusaran tekanan lawan. Tottenham menjelma jadi tim yang tidak panik meski lebih sering berada di daerah pertahanan sendiri.
Meski banyak tembakan yang dilepaskan lawan, Tottenham bisa menjaga catatan clean sheet dalam durasi laga sengit tersebut.
![]() |
Tottenham bahkan bisa nyaman menghukum lawan lewat skema serangan balik. Dalam laga lawan Arsenal, Son Heung Min bahkan bisa mencetak gol setelah lari dari tengah lapangan.
Di laga lawan Manchester City, Tottenham hanya membukukan dua tembakan tepat sasaran namun semuanya berubah jadi gol.
Tottenham menjelma jadi tim dengan pertahanan terbaik karena baru kebobolan sembilan gol. Namun Mourinho juga bisa membantah klaim sebagai tim yang membosankan karena sejauh ini mereka sukses menceploskan 23 gol, tim terproduktif ketiga di Liga Inggris sejauh ini.
Mourinho sudah memiliki pakem yang meyakinkan lewat formasi 4-2-3-1 di Tottenham.
Harry Kane sebagai ujung tombak didukung trio pemain cepat yaitu Son Heung Min, Tanguy Ndombele, dan Steven Bergwijn. Empat di depan ini bergerak sangat cari, bahkan Kane seringkali turun ke belakang untuk menjemput bola dan membuka ruang bagi pemain lainnya bergerak di sisi lapangan.
Pierre Emile Hoejbjerg dan Moussa Sissoko yang jadi gelandang jangkar juga selalu siap turun membantu pertahanan.
Serge Aurier dan Sergio Reguilon tampil aktif dan agresif sebagai full back sedangkan Toby Alderweireld dan Eric Dier dijadikan benteng pertahanan di depan Hugo Lloris.
Tantangan dan Kelemahan Tottenham
Tottenham sudah bisa maju satu langkah dalam perburuan trofi juara seiring hasil bagus dalam jadwal neraka yang melibatkan Manchester City, Chelsea, dan Arsenal.
Namun jadwal berat yang dijalani oleh Tottenham belum berakhir. Setelah menghadapi Crystal Palace di pekan depan, Tottenham harus berduel lawan Liverpool dan Leicester City duengan jarak hanya empat hari yaitu pada 16 Desember dan 20 Desember.
Duel itu juga jadi pembuktian lanjutan tentang status Tottenham dalam persaingan perburuan trofi musim ini.
![]() |
Bila mulus melewati dua laga itu, peluang Tottenham untuk jadi juara Liga Inggris mungkin bakal lebih besar dibandingkan era Pochettino.
Selain ancaman dua duel berat dalam tiga pekan ke depan, ancaman lain yang bisa jadi kelemahan Tottenham adalah ketergantungan pada Son Heung Min dan Harry Kane.
Kedua pemain itu total mencetak 18 gol dari 23 gol yang diciptakan Tottenham di Liga Inggris sejauh ini. Andai salah satu atau keduanya cedera, Tottenham bakal berada dalam masalah besar.
Dalam beberapa musim terakhir, Kane sering mengalami cedera. Hal ini yang harus bisa ditemukan solusinya oleh Mourinho.
Namun sebagai pelatih yang sudah punya jam terbang tinggi di Liga Inggris plus sudah mengalami situasi tanpa Harry Kane di paruh kedua musim lalu, Mourinho saat ini tentu sudah memikirkan plan B bila strategi andalan miliknya saat ini dihantam badai cedera.
(nva)