ANALISIS

Tottenham dan Liverpool, Kandidat Juara yang Angin-anginan

Jun Mahares | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2020 15:17 WIB
Dua tim papan atas Liga Inggris Tottenham Hotspur dan Liverpool belum mampu tancap gas lantaran masih sering tersandung tim medioker.
Tottenham Hotspur sejauh ini lebih solid dari Liverpool. (AP Photo/Matt Dunham)
Jakarta, CNN Indonesia --

Persaingan gelar Liga Inggris sejauh ini mengerucut pada Tottenham Hotpsur dan Liverpool. Namun, kedua tim masih belum mampu tancap gas dan kerap tersandung melawan tim medioker.

Terlalu dini memang membicarakan persaingan juara ketika kompetisi masih sepertiga jalan. Namun, langkah menuju tangga juara setidaknya sudah mulai bisa dibaca melalui konsistensi hasil yang diraih sejauh ini.

Dari 12 partai Premier League, baik Tottenham maupun Liverpool masih belum bisa tancap gas. Mesin kedua tim tampak belum panas dan tak bisa melaju kencang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Tottenham dan Liverpool memang bersaing ketat di puncak klasemen. Mereka sama-sama mengemas 25 poin, namun Tottenham berhak duduk di puncak karena memiliki selisih gol lebih baik.

Posisi keduanya juga belum bisa dibilang aman karena hanya terpaut satu angka dari Leicester City dan dua poin dari Southampton yang masing-masing berada di peringkat ketiga dan keempat.

Tottenham mengawali Premier League musim ini dengan hasil kurang meyakinkan. Kekalahan 0-1 dari Everton di kandang sendiri jadi start buruk Spurs untuk mencapai cita-cita juara.

Tottenham's Dele Alli reacts during the English Premier League soccer match between Tottenham Hotspur and Everton at the Tottenham Hotspur Stadium in London, Sunday, Sept. 13, 2020. (Alex Pantling/Pool via AP)Tottenham kalah 0-1 dari Everton di pekan pertama Liga Inggris musim ini. (AP/Alex Pantling)

Kendati sempat bangkit dengan meraih kemenangan telak 5-2 atas Southampton dan berhasil melumat Manchester United dengan skor 6-1, The Lilywhites masih angin-anginan.

Harry Kane dan kawan-kawan justru membuang-buang kesempatan melesat lebih jauh lantaran bermain imbang lawan tim yang bisa dibilang kualitasnya lebih rendah. Di antaranya seri melawan Newcastle, West Ham, dan terbaru ditahan imbang Crystal Palace 1-1, Minggu (13/12) waktu setempat.

Setali tiga uang, Liverpool pun tak jauh berbeda. Sang juara bertahan pernah menelan kekalahan memalukan dengan skor 2-7 dari Aston Villa di pekan keempat.

Kekalahan dari Aston Villa sempat membuat mental pemain Liverpool ambruk dan hanya mampu bermain imbang 2-2 lawan Everton yang sempat beringas di laga-laga awal.

GIF Banner Promo Testimoni

Sebuah kewajaran bila Liverpool terpaksa bermain seri lawan Manchester City di pekan ke-10. Sebab, mereka melawan runner up musim lalu yang memiliki skuad bertabur bintang.

Namun, anehnya Liverpool malah membuang kesempatan memetik tiga poin ketika melawan Brighton dan terbaru diimbangi Fulham. Hasil imbang melawan tim-tim medioker inilah yang membuat Liverpool tak bisa berlari kencang seperti musim lalu.

Liverpool Dihantui Cedera

Tak dimungkiri, hantu cedera yang menggerogoti skuad Merseyside juga ikut mempengaruhi keseimbangan tim. Apalagi mereka juga harus mentas di Liga Champions.

Virgil van Dijk jadi pemain pertama yang harus menepi karena cedera. Bek tangguh asal Belanda itu jadi kehilangan terbesar yang sempat bikin pusing pelatih Jurgen Klopp.

Liverpool's Virgil van Dijk, centre, is tackled and injured by Everton's goalkeeper Jordan Pickford, left, causing him to leave the match injured during the English Premier League soccer match between Everton and Liverpool at Goodison Park stadium, in Liverpool, England, Saturday, Oct. 17, 2020. (Laurence Griffiths/Pool via AP)Cedera yang dialami Virgil van Dijk jadi kerugian besar bagi Liverpool. (AP/Laurence Griffiths)

Selain Van Dijk, Thiago Alcantara, James Milner, Xherdan Shaqiri juga menghuni ruang pesakitan. Teranyar, pemain yang sedang on fire Diogo Jota juga ikut-ikutan tumbang.

Jota mengalami cedera usai matchday terakhir Liga Champions saat Liverpool ditahan imbang 1-1 oleh FC Midtjylland, tengah pekan kemarin. Pemain asal Portugal itu mengalami gangguan pada lututnya.

Kehilangan Jota menjadi kerugian buat Liverpool. Hingga kini ia sudah mengemas sembilan gol dari 17 laga di semua kompetisi. Selain Jota, Kostas Tsimikas juga mengalami cedera selepas melawan Midtjylland.

Liverpool's Diogo Jota, center, celebrates after scoring his sides second goal during the English Premier League soccer match between Liverpool and Leicester City at Anfield stadium in Liverpool, England, Sunday, Nov. 22, 2020. (AP Photo/Jon Super)Diogo Jota cedera saat sedang on fire. (AP/Jon Super)

Cederanya sejumlah pemain pilar tentu dapat memengaruhi keseimbangan tim. Beruntung sejauh ini Liverpool mampu mengatasi kepincangan skuad dengan pemain pelapis yang ada ditambah beberapa pemain muda potensial. Bek sayap Curtis Jones dan kiper Caoimhin Kelleher pun menuai pujian berkat penampilan impresif.

Namun, perjalanan The Reds masih panjang. Tambahan pemain di bursa transfer Januari jadi salah satu opsi untuk mengurangi kepincangan skuad jika ingin melaju lebih kencang.

Tottenham Belum Teruji

Dari kubu Tottenham, bertengger di puncak klasemen hingga pekan ke-12 adalah prestasi cukup membanggakan. Skuad arahan Jose Mourinho masih unggul dari tim-tim favorit juara seperti Chelsea atau bahkan Manchester City.

Musim ini, Tottenham menunjukkan penampilan yang lebih solid di berbagai lini. Mourinho sukses menyulap tim London Utara itu sebagai pasukan yang kuat di depan hingga belakang.

Karakter Mourinho yang tidak menyukai ball possession berhasil diimplementasikan Kane dan kawan-kawan. Tottenham malah tampak sengaja bermain bertahan tapi mampu menyengat lewat serangan balik kilat.

Tottenham's Son Heung-min, right, who scored his side's first goal, celebrates with Tottenham's Harry Kane, left, who scored his side's second goal, during the English Premier League soccer match between Tottenham Hotspur and Arsenal at Tottenham Hotspur Stadium in London, England, Sunday, Dec. 6, 2020. (Glyn Kirk/Pool via AP)Harry Kane dan Song Heung Min jadi salah satu duet paling ganas di Liga Inggris. (AP/Glyn Kirk)

Mourinho sangat bisa menerapkan strateginya itu karena memiliki trio pemain cepat yaitu Son Heung Min, Tanguy Ndombele, dan Steven Bergwijn. Ketiganya siap memanjakan Kane sebagai ujung tombak.

Kendati demikian Son Heung Min adalah pemain spesial. Tak hanya cepat dan punya naluri mencetak gol yang tinggi, pemain internasional Korea Selatan itu juga rajin membantu pertahanan begitu pula dengan Kane.

Bahkan saat ini Son Heung Min berhasil jadi top skor di kubu Tottenham dengan torehan 10 gol sementara Kane sembilan gol. Hanya saja, skuad arahan Mourinho belum teruji badai cedera.

Saat ini kolaborasi Son dan kane sukses menghasilkan 19 gol dari total 24 gol yang diciptakan Tottenham di Premier League. Belum ada pemain pengganti yang sepadan jika salah satu atau bahkan kedua pemain ini cedera. Apalagi dalam beberapa musim terakhir Kane kerap dihantam cedera.

Sementara Liverpool mulai terbiasa dengan masalah cedera pemain. Setidaknya belum ada gangguan berarti selama Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino dalam kondisi fit.

Pembuktian siapa yang lebih layak menjadi penguasa klasemen Liga Inggris bakal terjadi pada Kamis (17/12) dini hari WIB, di mana Liverpool akan menjamu Tottenham di Anfield.

(har)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER