Perjudian Jurgen Klopp dengan memainkan Jordan Henderson sebagai bek tengah berujung hasil buruk bagi Liverpool setelah kalah dari Southampton.
Southampton menang 1-0 dalam laga pekan ke-17 Liga Inggris di Stadion St. Mary's, Selasa (5/1) dini hari WIB, berkat gol Danny Ings pada menit kedua usai memanfaatkan tendangan bebas James Ward-Prowse.
Gol itu sebenarnya karena kesalahan Trent Alexander-Arnold yang gagal mengantisipasi tendangan bebas Ward-Prowse. Akan tetapi, karena Henderson fokus di lini belakang, lini tengah Liverpool seperti kehilangan kendali yang selama ini dipegang pemain 30 tahun itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbasnya, alur serangan Liverpool ke pertahanan Southampton berkurang. Selama ini, Henderson seperti dirigen permainan Liverpool yang tahu akan di arahkan ke mana bola saat menyerang.
Sayangnya, umpan-umpan apik Henderson dari sektor kedua itu tidak terlihat saat melawan Southampton, terutama di babak pertama.
Absen panjangnya sejumlah bek tengah andalan, Joe Gomez dan Virgil van Dijk, membuat Klopp pusing dan perlu memutar otak agar Liverpool tetap mendapatkan hasil maksimal di tengah badai cedera dan masih panjangnya kompetisi di musim ini.
Southampton sendiri bukan lawan enteng bagi The Reds meski mereka tengah dalam periode gagal menang dalam empat laga terakhir sebelum lawan Liverpool.
Melihat rapor Southampton yang pernah di papan atas klasemen Premier League musim ini dan mengacaukan perburuan gelar juara, Klopp seharusnya perlu berhitung cermat, kalau tim ini bisa menyulitkan mereka.
![]() |
Pada akhirnya, Klopp memilih memainkan duet Fabinho dan Jordan Henderson di jantung pertahanan Liverpool saat melawan Southampton. Fabinho dan Henderson merupakan pemain yang bukan berposisi asli sebagai bek tengah.
Melihat susunan pemain di bangku cadangan Liverpool, Klopp masih memiliki dua bek tengah muda: Rhys Williams dan Nathaniel Phillips.
Performa Williams dan Phillips tidak sepenuhnya mengecewakan sebagai pemain pengganti. Ketika keduanya bermain, Liverpool tidak pernah kalah, namun beberapa kali kehilangan tiga poin, contohnya saat melawan West Bromwich Albion (1-1) saat memainkan Williams.
Akan tetapi, berkat performa Williams juga Liverpool bisa menang 2-1 atas Tottenham Hotspur pada pekan ke-13 Liga Inggris.
Sementara itu, Klopp baru sekali memainkan Henderson sebagai bek tengah. Momen itu terjadi di pekan ke-12 saat melawan Fulham. Saat itu Henderson mendadak jadi bek tengah di babak kedua setelah Joel Matip digantikan Takumi Minamino. Liverpool pun hanya bermain imbang 1-1 melawan Fulham.
Dalam persiapan duel lawan Soton, keputusan Klopp telah bulat, tidak memainkan bek tengah murni dan memilih Fabinho-Henderson.
Pelatih asal Jerman itu pun menerima risikonya, lini tengah Liverpool kurang gereget di babak pertama dan kehilangan poin pada pekan ini.
Tanpa Henderson di lini tengah, Liverpool mengandalkan kreativitas Thiago Alcantara. Sayangnya, performa apik Thiago tidak begitu terlihat pada 45 menit pertama.
Liverpool juga beberapa kali memainkan backpass ke kiper Alisson, yang tampak seperti memiliki keraguan mengoper bola ke tengah guna membangun serangan. Akibat seringnya backpass, Alisson sendiri nyaris blunder yang bisa membuat Southampton unggul 2-0.
Juara bertahan Liga Inggris ini bukan tanpa serangan dan peluang di babak pertama. Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino mendapatkan peluang itu, yang sayangnya kerap patah di pertahanan lawan atau kiper Fraser Forster. Tetapi situasi sebenarnya akan berbeda jika Henderson ada di lini tengah.
Kegagalan Liverpool mencetak gol dan unggul di babak pertama itu yang berbuntut kekalahan dari Southampton. Karena, di babak kedua tim tamu begitu mendominasi permainan dan serangan, sebaliknya Southampton hanya bertahan serta mengandalkan serangan balik.
Rapat dan solidnya pertahanan Southampton menyulitkan Liverpool mencetak gol. Sebuah akumulasi yang terjadi dari kegagalan membobol gawang lawan di babak pertama.
Henderson sendiri tampil cukup bagus sebagai bek tengah dan tidak membuat blunder penting. Hal itu juga didukung dengan minimnya serangan Southampton dari sektor tengah lapangan permainan.
Kekalahan Liverpool kali ini tidak karena blunder Henderson sebagai bek tengah. Dengan begitu, Klopp tidak perlu merasa terlalu berdosa karena akan menjadi kambing hitam. Seperti yang dikatakan mantan pelatih Borussia Dortmund itu sebelum pertandingan.
"Jika dia [Henderson] membuat kesalahan, itu kesalahan saya. Jika dia tampil bagus, itu kredit untuknya," ujar Klopp.
Akan tetapi, tidak memainkan Henderson tidak pada posisi idealnya sebagai gelandang jadi perjudian buruk bagi The Reds yang fatal.
Seperti halnya perjudian, selalu ada dua sisi yang mungkin dihasilkan yaitu menang dan kalah. Dalam perjudian kali ini, Klopp harus menerima kekalahan.
(nva)