Thomas Tuchel sejauh ini sukses membawa Chelsea bangkit dari kubur selama menduduki kursi pelatih dalam sebulan terakhir.
Keputusan manajemen Chelsea mendatangkan Tuchel sebagai pengganti Lampard mulai membuahkan hasil. The Blues kini merangkak ke papan atas dan selangkah lagi menembus zona Liga Champions.
Lihat juga:Khabib Tolak Lawan GSP di Kelas Welter UFC |
Jika sukses mengalahkan Newcastle United, Selasa (16/2) dini hari WIB, maka Chelsea berhak menempati posisi keempat klasemen Liga Inggris menggeser Liverpool. Saat ini The Blues mengemas 39 poin dan hanya terpaut satu poin dari The Reds.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chelsea di bawah kendali Tuchel perlahan bangkit dan mampu bersaing kembali ke papan atas. Pelatih asal Jerman itu menatap kemenangan kelima secara beruntun di Liga Inggris jika mampu menggasak Newcastle.
Kemenangan atas The Magpies berada di depan mata lantaran grafik permainan Chelsea sedang menanjak. Terlebih pertandingan akan dimainkan di markas The Blues.
Berikut tiga kunci di balik kesuksesan Tuchel bersama Chelsea:
Tuchel datang ke Chelsea yang memiliki skuad bertabur bintang. Namun, ia justru memberikan kepercayaan lebih kepada para pemain yang sempat tersisih di era Lampard.
Penampilan apik Antonio Rudiger dan Marcos Alonso salah satu bukti tangan dingin Tuchel. Kedua pemain ini jadi menggila ketika dipercaya turun ke lapangan.
Bek Antonio Rudiger terang-terangan membeberkan strategi bertahan Tuchel yang berbeda dengan Lampard. Eks pelatih Borussia Dortmund dan Paris Saint Germain itu meminta pemain agresif merebut bola di daerah pertahanan lawan.
Artinya, tugas bertahan jadi tanggung jawab semua pemain. Penyerang dan gelandang diwajibkan merebut bola atau menghentikan pergerakan lawan sebelum lebih jauh masuk ke area pertahanan sendiri.
Kepada Sky Sports, Tuchel mengaku tak mau berteriak terlalu sering di pinggir lapangan. Tujuannya untuk membangun kepercayaan dan hubungan baik yang saling mengandalkan.
Namun, bukan berarti Tuchel sama sekali tak bisa jadi sosok emosional. Ia mengaku akan teriak jika benar-benar diperlukan.
"Bolehkah saya jadi peneriak? Ya, tentu saja, jika benar-benar diperlukan. Jika Anda melakukannya [teriak] sepanjang waktu maka tidak ada yang mau mendengarkan karena itu menjadi kebiasaan dan semua orang akan terbiasa," ujarnya.
(jun)