Kemenpora melalui Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menganggap wajar kejengkelan Woman Grandmaster (WGM) Irene Kharisma Sukandar soal kasus Dadang Subur alias Dewa Kipas ketika menghadapi akun GothamChess milik Internasional Master (IM) Levy Rozan di Chess.com.
Sebelumnya, Irene juga telah melayangkan surat terbuka melalui media sosial Instagram pribadinya, Minggu (13/3). Ia menyebut kecurangan yang dilakukan Dewa Kipas telah mencoreng atlet catur.
"Kemarahan Irene ini bisa dipahami. Dia kan ibaratnya berdarah-darah, berpeluh keringat untuk menjadi pecatur yang bisa berprestasi. Wajar kalau dia menunjukkan kejengkelannya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa semua atlet akan bersikap sama kalau ada yang curang, karena prinsip olahraga sportivitas," kata Gatot kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/3).
Lebih lanjut, Gatot meminta Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) memfasilitasi dan mengakomodasi Dewa Kipas bertanding dengan salah satu Grandmaster Catur milik Indonesia secara konvensional.
Pertandingan itu menurut Gatot bertujuan supaya bisa membuktikan kemampuan Dewa Kipas di olahraga catur yang sesungguhnya.
"Kalau ternyata Dewa Kipas bilang hanya bisa main catur di online, berarti dia tidak bisa di klaim sebagai seorang atlet di cabor konvensional. Tapi siapa tahu Dadang ini punya potensi. Kalau begitu saya yakin Percasi akan pertimbangkan dan akan direkomendasikan untuk masuk [jadi atlet pelatnas]. Kalau ada tricky [kecurangan] kan akan ketahuan," jelasnya.
Sementara itu, Gatot menyebut fenomena Dewa Kipas menimbulkan kontroversi sejak diangkat Deddy Corbuzier di akun Youtube-nya. Sejak itu, banyak netizen yang minta Kemenpora untuk memberikan penghargaan buat Dewa Kipas.
"Kami ini untuk kasih penghargaan ada aturannya. Bukan kami tidak mau kasih, kami akan apresiasi atlet manapun yang bawa nama harum bangsa. Tapi kan ada aturannya, apakah event tersebut direkomendasikan federasi internasional dan nasionalnya? Karena kalau tidak, kami bisa ditegur BPK [Badan Pemeriksa Keuangan] kalau kami kasih bonus," ungkap Gatot.
Gatot juga berpesan kepada Deddy Corbuzier yang dianggap telah memberikan panggung buat Dewa Kipas untuk lebih selektif dalam mencari narasumber di kanal YouTube-nya.
"Sebenarnya itu hak Deddy untuk memanggungkan. Tapi tolong selektif, jangan cuma cari popularitas. Dulu pernah soal Taufik Hidayat, Kemenpora disebut sarang tikus tapi saya minta dibuktikan sampai sekarang tidak pernah dibuktikan. Saya tantang juga untuk debat terbuka, tapi tidak juga," tutupnya.
(ttf/nva)