Penantang gelar Liga Champions akan bertarung di Allianz Arena pada Kamis (8/4) dini hari WIB saat Bayern Munchen menjamu Paris Saint-Germain (PSG). Bayern Munchen hadir dengan keceriaan, sementara PSG sedang murung.
Setelah jeda internasional, Bayern Munchen sukses melanjutkan kampanye mereka dengan hasil terbaik, yakni mengamankan kemenangan 1-0 atas RB Leipzig, Sabtu lalu.
Kemenangan tipis itu membantu Bayern Munchen memperlebar jarak di puncak klasemen Bundesliga menjadi tujuh poin atas RB Leipzig di peringkat kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil ini membantu Bayern Munchen bergerak selangkah lebih dekat untuk mengamankan gelar Bundesliga kesembilan berturut-turut.
Kini, The Bavarians memiliki kesempatan untuk menambah kegembiraan mereka saat menyambut PSG di leg pertama perempat final Liga Champions.
Bayern berharap dapat mengamankan keunggulan kandang dan yang paling penting menghindari kebobolan karena Hansi Flick ingin mendapatkan dua gelar berturut-turut di Eropa.
Sebaliknya, PSG langsung mendapat bencana saat kembali dari jeda internasional. PSG kalah 0-1 dari sesama penantang gelar Ligue 1, Lille.
Kekalahan tersebut membantu Lille untuk menjatuhkan klub ibu kota Prancis dari puncak klasemen dan melanjutkan performa buruk PSG melawan klub-klub top musim ini di bawah Mauricio Pochettino.
Pertandingan ini menjadi bagian dari tantangan bagi pelatih PSG Mauricio Pochettino.
Jika kalah atau bahkan tersingkir dari Liga Champions, jelas ini akan membuatnya semakin gelisah terkait posisinya di masa depan.
Sejak menggantikan Thomas Tuchel, jalan Pochettino jauh dari mulus. Pochettino telah mencatat empat kekalahan dalam 14 pertandingan pertamanya sebagai pelatih PSG.
Sementara kekalahan 0-1 dari Lille merupakan kekalahan ketiga berturut-turut bagi PSG di rumah.
Karena itu memenangkan pertandingan perempat final Liga Champions tidak hanya akan membalas dendam atas kekalahan 0-1 dari The Bavarians di final musim lalu, tetapi dia juga akan selangkah lebih dekat menuju masa depan yang cerah di klub. Sebaliknya, jika kalah kritikan akan semakin banyak menyerang Pochettino.