Kiper timnas Spanyol, Unai Simon, mengaku menyiksa diri dengan menonton gol bunuh diri Pedro Gonzalez alias Pedri yang terjadi pada babak 16 besar Euro 2020 (Euro 2021).
Dalam pertandingan menghadapi Kroasia di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark pada Senin (28/6), Pedri melakukan back pass yang tak mampu dikontrol dengan baik oleh Simon sehingga bol masuk ke gawang.
"Saya telah menyiksa diri dengan menontonnya enam atau tujuh kali dan saya belum benar-benar menemukan jawaban. Orang-orang berkata kepada saya: apakah karena sinar matahari? Tapi matahari bukan masalahnya. Saya salah mengontrolnya," kata Simon, dilansir dari Daily Mail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya punya cukup ruang untuk mengontrol bola dengan baik. Saya mencoba mendorongnya kembali ke depan yang malah menjadi jebakan, tetapi pada akhirnya itu hanya sebuah kecelakaan," ucapnya menambahkan.
Kiper Athletic Bilbao ini mengisahkan sudah banyak kesalahan kontrol yang ia lakukan sepanjang karier. Namun, Simon sama sekali tak menyangka akan melakukan kesalahan fatal seperti itu dalam pertandingan sekelas Euro.
Beruntung, Spanyol berhasil mengalahkan Kroasia dengan skor 5-3 lewat perpanjangan waktu 2x15 menit. Setelah kesalahan 'horor' tersebut Simon pun tampil cemerlang dengan melakukan sejumlah penyelamatan.
Kiper berusia 24 tahun ini menambahkan, David de Gea banyak membantunya pulih dari rasa bersalah dan serangan mental. Selain tak enak hati dengan rekan-rekannya, Simon juga jadi bulan-bulan penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Pada fase ini, De Gea sebagai sosok senior menguatkan hatinya. Kiper Manchester United yang penampilannya sedang menurun tersebut menyampaikan kata-kata yang membuatnya merasa tenang dan sejenak melupakan kesalahan itu.
"David [De Gea] menunggu saya saat berjalan keluar lapangan. Saya akan menyimpan kata-katanya dalam obrolan hanya di antara kami berdua. Apa yang dikatakan De Gea kepada saya sangat membuat rileks," ujar Simon.
"Ia datang untuk melindungi saya dan mengatakan banyak hal tentangnya. Ketika kiper dengan level seperti dia melakukan itu, tidak ada hal lain selain maju ke babak kedua dengan kepala tegak dalam kerangka berpikir yang benar," katanya.
Tindakan suporter La Furia Roja, julukan Spanyol, yang berada di stadion turut mengangkat psikologinya. Setiap kali menyentuh bola para suporter tersebut bertepuk tangan. Hal ini membuat mentalitas bertanding Simon menanjak kembali.
Setelah pertandingan, Simon pun membuncahkan seluruh isi hatinya kepada sang kekasih juga keluarga. Sentuhan dan tanggapan orang-orang terdekat ini membuatnya tenang. Dukungan sekecil apapun ditampungnya sebagai tambahan energi positif.
"Tim hebat selalu ditempa kesulitan. Saya tidak tahu seberapa jauh kami akan melangkah dalam turnamen ini [Euro 2020], tetapi kami telah menunjukkan kualitas kami dan bagaimana kami menanggapi sebuah kemunduran," ujar Simon memungkasi.
(abd/jal)