Legenda Manchester United, Roy Keane mengecam Raheem Sterling dan Jack Grealish karena membiarkan Bukayo Saka yang masih 19 tahun jadi penendang penalti saat melawan Italia pada final Euro 2020 (Euro 2021).
Sterling dan Grealish tidak masuk skema lima penendang penalti pertama Inggris. Pelatih Gareth Southgate justru menunjuk pemain muda, Bukayo Saka sebagai penendang terakhir.
Pemain muda berusia 19 itu pada akhirnya gagal menjalankan tugas tersebut. Arah tendangan pemain Arsenal itu bisa dibaca oleh kiper Italia, Gianluigi Donnarumma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegagalan Saka membuat Italia menang 3-2 (1-1) dalam drama dari titik 12 pas. Inggris yang didukung puluhan ribu fan mereka pun harus tertunduk lesu karena kalah di final Euro pertama mereka.
Dilansir dari Sky Sports, Keane tidak senang melihat Saka justru jadi penendang kelima Inggris. Padahal, di skuad The Three Lions masih bercokol pemain seperti Sterling dan Grealish.
![]() |
Menurut Keane beban sebagai penendang penalti justru seharusnya diemban oleh para pemain berpengalaman. Namun, hal itu malah tidak terjadi di skuad Inggris.
"Jika Anda Sterling atau Grealish, Anda tidak bisa duduk di sana dan membiarkan anak muda [Saka] maju melakukan tendangan penalti, Anda tidak bisa," ucap Keane kepada ITV.
"Anda tidak bisa membiarkan seorang berusia 19 yang pemalu maju di depan Anda. Mereka punya lebih banyak pengalaman, Sterling telah memenangi trofi, mereka harus berada di depan anak muda ini dan berdiri," ia melanjutkan.
Saka jadi penendang penalti Inggris yang gagal bersama Marcus Rashford dan Jadon Sancho. Sedangkan dua eksekutor penalti lainnya yakni Harry Kane dan Harry Maguire berhasil melaksanakan tugasnya.
Sementara itu, Italia hanya dua kali gagal menendang penalti setelah tendangan Andrea Belotti dan Jorginho bisa dibaca Jordan Pickford. Tiga penendang penalti lainnya; Domenico Berardi, Leonardo Bonucci, dan Federico Bernardeschi bisa melaksanakan tugas dengan baik.
(jal/ptr)