Filipina mencatat sejarah dengan meraih medali emas pertama di Olimpiade lewat cabang angkat besi yang ditorehkan Hidilyn Diaz pada Olimpiade Tokyo 2020.
Hidilyn Diaz meraih emas pada kelas 55 kg putri usai mengalahkan Liao Qiuyun dari China dan Zulfiya Chinshanlo dari Kazakhstan.
Diaz berhak atas emas usai mencatatkan rekor di Olimpiade dengan total angkatan 224 kg. Pada angkatan snatch, lifter 30 tahun itu menorehkan 97 kg, sedangkan di clean and jerk 127 kg yang juga jadi rekor Olimpiade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Qiuyun hanya tertinggal 1 kg di belakang Diaz. Lifter 26 tahun asal China itu menorehkan total angkatan 223 kg (97 kg di snatch dan 126 kg di clean and jerk). Chinshanlo yang meraih perunggu meraih total angkatan 213 kg.
Lifter lain yang mencatatkan rekor Olimpiade pada kelas 55 kg putri adalah Muattar Nabieva dari Uzbekistan. Nabieva memecahkan rekor Olimpiade pada angkatan snatch yang mencapai 98 kg.
Emas dari Diaz itu jadi yang pertama dalam sejarah keikutsertaan Filipina di Olimpiade. Sejak kali pertama tampil di pesta olahraga empat tahunan ini di Olimpiade Paris 1924, capaian terbaik Filipina hanyalah medali perak.
Total 3 medali perak 7 perunggu yang diraih Filipina dari 10 medali Olimpiade yang diraih sebelum rekor dari Hidilyn Diaz pada tahun ini.
![]() |
Medali-medali perak itu datang dari Anthony Villanueva (atletik nomor lari 400 meter halang rintang putra) di Olimpiade Tokyo 1964, Mansueto Velasco (tinju kelas terbang ringan putra) Olimpiade Atlanta 1996, dan Diaz pada kelas 53 kg putri di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Dengan emas dari Diaz, Filipina menjadi negara Asia Tenggara kedua yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 setelah Thailand.
Sebelumnya Thailand meraih emas melalui Panipak Wongpattanakit di cabang taekwondo kelas 49 kg putri.
Indonesia sendiri sejauh ini belum mendapatkan emas, namun sudah mengantongi satu perak dari Eko Yuli Irawan (61 kg putra) dan perunggu dari Windy Cantika Aisah (49 kg putri).
(sry/nva)