Filipina Beri Bonus Rp9,5 Miliar ke Peraih Emas Olimpiade

Lifter Hidilyn Diaz yang meraih medali emas cabang olahraga angkat besi putri Olimpiade Tokyo 2020, diganjar bonus sebesar 33 juta peso atau setara Rp9,5 miliar dan rumah oleh pemerintah Filipina.

Diaz meraih medali emas angkat besi kelas 53 kilogram (kg) putri dengan total angkatan 224kg, Senin (26/7).

Capaian tersebut merupakan sejarah karena merupakan medali emas pertama Filipina setelah ikut serta selama 97 tahun. Bagi Diaz, ini medali kedua setelah meraih perak Olimpiade Rio 2016.

Pemerintah Filipina sontak mengganjar Diaz dengan bonus. Lewat juru bicaranya, Harry Roque, Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji memberi bonus sebesar 33 juta peso atau setara 660.000 dolar atau Rp9,5 miliar.

Ini tidak termasuk bonus yang dijanjikan berbagai pengusaha dan badan olahraga Filipina. Sejumlah pengusaha menjanjikan rumah dan tanah untuk Diaz, sedangkan komite olahraga Filipina akan memberi 10 juta peso atau setara Rp2,8 miliar.

"Seluruh bangsa Filipina bangga dengan Anda," kata Roque mewakili Duterte, dilansir dari Bloomberg, Rabu (28/7).

Perjuangan Diaz sebelum meraih medali ini menjadi inspirasi yang mendorong banyak pihak bersimpati. Diketahui, sebelum tampil di Olimpiade Tokyo 2020 Diaz terpaksa tinggal di Malaysia dengan kondisi apa adanya.

Diaz tak bisa kembali ke Filipina karena ada larangan keluar dari Malaysia karena pandemi Covid-19 dan juga larangan masuk dari Filipina. Walau dalam kondisi terjepit, Diaz tetap berlatih giat dengan peralatan seadanya.

"Saya merindukan ibu saya dan makanannya. Tapi inilah yang saya inginkan, inilah yang saya suka lakukan [meraih emas]," kata Diaz, mengisahkan kondisinya menjelang Olimpiade Tokyo.

Dengan prestasinya ini, Diaz bahkan diusulkan mendapat Legiun Kehormatan Filipina. Wakil Ketua Senat Filipina, Camille Villar mendesak Duterte memberi lencana kehormatan tersebut karena sejarah yang telah dibuat Diaz.

Legiun Kehormatan Filipina merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan presiden kepada seseorang yang dianggap berjasa kepada bangsa tanpa melalui persetujuan anggota legislatif.