Salah satu impian besar yang telah ditanam Greysia Polii selama 20 tahun akhirnya terwujud saat meraih medali emas badminton Olimpiade Tokyo 2020 dari sektor ganda putri, Senin (2/8).
Bersama Apriyani Rahayu, Greysia menaklukkan pasangan asal China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dua gim langsung. Greysia/Apriyani unggul 21-19 pada gim pertama lantas menang dengan skor lebih telak 21-15 pada gim kedua.
"20 tahun yang lalu ketika saya berusia 13 tahun, saya tahu Indonesia belum membuat sejarah di ganda putri dan saya bersabar," kata Apriyani seusai pertandingan seperti dikutip dari situs resmi BWF.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu saya dilahirkan untuk menjadi pemain bulu tangkis dan saya memiliki keyakinan pada usia 13 tahun bahwa saya ingin membuat sejarah. Di sini Tuhan telah memberi saya mimpi dan keyakinan ke dalam hati saya bahwa saya memilih ini," katanya melanjutkan.
Greysia menambahkan banyak yang ragu dia dan Apriyani bisa mengukir prestasi di nomor ganda putri. Pasalnya, nomor ini dominasi atlet-atlet asal China dan Korea Selatan telah berlangsung bertahun-tahun.
"Ketika orang berkata 'Anda tidak akan berhasil, Indonesia tidak memiliki sejarah di ganda putri.' Tentu saja China dan Korea yang terkuat di lapangan. Tapi saya tetap sabar dan berkomitmen," ucap Greysia.
"Dibutuhkan komitmen untuk mencapai mimpi, meraih emas. Dan di sinilah [Olimpiade Tokyo 2020] kami sekarang. Keluarga saya mengatakan kepada saya untuk tidak menyerah, jangan berhenti."
Prestasi yang diukir Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo 2020 turut menciptakan sejarah karena jadi penyumbang medali pertama dari sektor ganda putri cabang badminton. Greysia juga mengukir catatan lain dengan menjadi pebulutangkis tertua yang meraih medali emas Olimpiade.
(abd/jal)