Guru Tyson Fury, Jane Foddy menyatakan sang petinju sudah tahu pasti cita-cita yang ingin diwujudkan dan tak pernah membuat masalah.
Terlepas dari ambisi Tyson Fury yang ingin jadi petinju, Tyson Fury bersikap sebagai anak baik dan tidak banyak membuat kenakalan.
"Dia pendiam dan bersikap baik. Dia sama sekali tak membuat masalah di sekolah."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dia sosok yang besar, banyak murid lain yang coba menggodanya. Kami mengajarkan pada Tyson Fury untuk mengabaikannya."
"Dia tentu tidak bisa begitu saja mengambil risiko mencelakai orang karena dia sangat kuat. Dia lalu belajar menajan doro, sesuatu yang penting untuknya, ucap Foddy dikutip dari Mirror.
Sejak masuk SD, Foddy sudah menyebut sosok Tyson Fury sebagai anak yang berpostur besar.
"Dia sangat tinggi bila dibandingkan rekan-rekannya. Dia masih enam tahu tetapi sudah seperti anak 11 tahun."
"Saya ingat dia punya sepasang sarung tangan yang besar dan berperan sebagai kiper. Dia menutup gawang," tutur Foddy.
Foddy menyatakan bahwa Tyson Fury sudah tahu pasti cita-citanya sebagai petinju sejak usia sembilan tahun.
"Dia berkata pada saya,'Saya ingin jadi juara dunia tinju'. Bukan sekadar petinju, tetapi juara dunia. Beberapa murid lain berkata mau jadi guru atau dokter, atau profesi lain."
"Namun dia ingin jadi petinju, Bukan sekadar petinju tetapi juara dunia. Sungguh sebuah cerita yang luar biasa," kata Foddy.
Tyson Fury akan menghadapi Deontay Wilder pada perebutan gelar kelas berat versi WBC. Duel ini adalah duel ketiga antara kedua petinju. Setelah imbang di laga perdana, Tyson Fury menang TKO atas Wilder di laga kedua.