Deontay Wilder diklaim menolak pensiun setelah mengalami patah tangan dan jari usai dihajar Tyson Fury dalam perebutan sabuk juara kelas berat WBC di T-Mobile Arena, Las Vegas, Minggu (10/10) pagi WIB.
Wilder gagal bangkit dari kekalahan melawan Fury pada Februari 2020 usai kalah TKO di ronde 7. Melakoni trilogi menghadapi petinju asal Inggris tersebut, Wilder kembali tersungkur.
Meskipun bisa bertahan lebih lama di ring, hingga ronde 11, namun petinju berjuluk The Bronze Bomber itu gagal keluar sebagai pemenang usai kalah KO.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilder tidak saja kalah KO dari Fury, tetapi juga mengalami patah tangan dan jari serta harus dilarikan ke rumah sakit. Kekalahan beruntun dari Fury membuat isu Wilder pensiun makin menguat. Akan tetapi rencana gantung sarung tangan itu langsung dibantah pelatih Malik Scott.
![]() |
"Deontay telah membuat keluarganya aman secara finansial sehingga dia tidak harus berjuang mencari nafkah," kata Scott kepada iFL TV dikutip dari Reuters.
"Tapi, pensiun sama sekali tidak ada dalam rencananya dan bukan sesuatu yang telah kita diskusikan," ucap Scott menambahkan.
Rumor pensiun itu diungkapkan Wilder jelang duel melawan Fury. Petarung yang bulan ini berusia 36 mengatakan akan pensiun apabila sudah merasakan waktunya.
Kendati demikian, pelatih Malik Scott merasa Wilder masih layak mendapatkan beberapa pertarungan papan atas berikutnya.
"Deontay hebat pada hari Sabtu [Minggu WIB], tetapi Fury bahkan lebih hebat, itu adalah malam tinju yang hebat untuk divisi kelas berat," tutur Scott.
"Anda harus memuji Fury karena memiliki dagu yang bagus dan bisa bangkit. Fury adalah legenda, salah satu yang terbaik di divisi kelas berat di era mana pun, dan begitu juga dengan Deontay," kata Scott melanjutkan.