Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, menilai pangkal masalah kegagalan Samuel Balinsa bergabung ke klub Thailand terletak pada Lampang FC.
Yunus membenarkan PSSI tidak mengeluarkan International Transfer Certificate (ITC) yang merupakan syarat kepindahan pemain. Namun Yunus menegaskan PSSI punya alasan kuat ITC Balinsa tidak keluar sehingga gagal memperkuat klub Lampang FC.
"Jadi itu aturannya, ITC hanya bisa dikeluarkan setelah Lampang FC setelah melakukan proses Transfer Matching System [TMS] dan kemudian dikirimkan ke PSSI. Kami sampai detik ini tidak pernah menerima itu. Jadi bagaimana kami mau mengeluarkan ITC," ujar Yunus seperti dikutip dari rilis yang disebar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jangan menyalahkan PSSI. Bukan PSSI menghambat atau menghalang-halangi sang pemain. Tetapi, semua itu ada aturan dan administrasinya," sambungnya.
Menurut Yunus, Lampang seharusnya mengurus TMS yang selanjutnya dilaporkan ke Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) agar bisa diteruskan ke PSSI guna ditindaklanjuti.
Balinsa, yang tampil gemilang di PON 2020 bersama tim Papua dipastikan tidak bisa memperkuat Lampang FC karena batas akhir pendaftaran pemain Liga 2 Thailand sudah ditutup pada 7 Januari.
Namun Lampang FC telah menawarkan opsi lain untuk pemain Persewar Waropen tersebut, yakni mengundang Balinsa berlatih bersama dengan mendapat kontrak selayaknya pemain yang bisa dimainkan.
Klub yang pernah mendatangkan Todd Rivaldo Ferre itu juga sudah melayangkan permintaan maaf.
"Mohon maaf yang sebesar-besarnya kami menginformasikan bahwa terdapat kesalahan pada proses pendaftaran pemain Lampang FC," bunyi pernyataan resmi Lampang FC.
"Kesalahan itu berkaitan dengan aplikasi ITC yang paling lambat harus dipenuhi pada 7 Januari 2022. Namun, dokumen itu tidak dapat diselesaikan sampai batas waktu tersebut. Akibatnya, transfer Balinsa tidak akan selesai sepenuhnya dan tidak bisa didaftarkan musim ini."
(nva/sry)