Cara dan Syarat Jadi Atlet Esports: Jago Eksakta dan dari Usia Muda

Atlet Esports kini menjadi profesi yang banyak diminati karena bisa mendapatkan penghasilan yang menggiurkan. Apalagi, siapa yang tak ingin dibayar mahal untuk bekerja sesuai dengan passion atau panggilan hati?

Untuk menjadi atlet Esports berprestasi, butuh proses panjang dan tidak mudah, dengan bahan bakar bakat, komitmen, serta perjuangan keras.

Pemain Esports dari tim NXL Wolfpack, Rizky Nugraha, mengatakan langkah awal yang dilakukan untuk menjadi atlet Esports adalah memperbanyak mengikuti turnamen.

"Kalau kita ingin jadi atlet Esports dari nol, pertama kita harus ikut turnamen-turnamen yang kecil-kecilan dulu. Habis itu, kalau hasilnya bagus, kita bisa dikontrak tim dan naik level ke tingkat region Indonesia. Habis dari region Indonesia bisa naik lagi ke internasional," ucap Rizky.

Sementara itu, eks pelatih Timnas Esports Indonesia cabor Hearthstone, Reza Servia, mengatakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk menjadi atlet Esports adalah memilih game yang dikuasai.

"Fokus pada satu game yang Anda sukai dan kuasai. Lalu jadilah pemain yang kompetitif dan yang terbaik pada game tersebut. Nanti dengan sendirinya komunitas Anda akan respek terhadap Anda hingga Anda bisa mendapat kepercayaan direkrut sebuah tim," ucap Reza Servia yang juga berprofesi sebagai produser film itu.

"Tapi, itu prosesnya panjang dan tidak mudah. Anda harus meningkatkan ranking Anda dulu," ucap Reza Servia menambahkan.

Usia Atlet Esports

Untuk memulai karier sebagai atlet Esports, Rizky Nugraha, menyebut idealnya sejak usia 12.

"Bisa dari umur 12. Meskipun tantangannya besar karena mungkin tiap orangtua itu ingin anaknya sekolah dulu. Ada juga orangtua yang support anaknya jadi pro player, tapi harus tetap sekolah juga. Intinya yang penting sih support dari orang-orang terdekat atau keluarga," kata Rizky Nugraha.

Sementara, menurut Dewan Kehormatan IESPA, Eddy Lim, saat ini usia rata-rata atlet Esports di Indonesia berkisar dari umur 15 hingga 25.

Usia atlet Esports rata-rata berusia 15-25 tahun. (Courtesy of www.iespa.or.id)

"Esports itu biasanya top-nya di usia SMA sampai perguruan tinggi (15-25 tahun). Nah setelah Perguruan Tinggi biasanya sudah mulai dilema. Sudah kepikiran yang lain misalnya mau bisnis, mungkin mau lanjut S2, mau buka toko, atau lainnya," kata Eddy Lim.

"Sebab makin berumur, kemampuan seseorang juga akan semakin turun. Atlet yang usia 30 kemungkinan akan kalah sama yang umur 17."

"Karena Esports itu kan membutuhkan kecepatan pikiran dan harus gesit. Kalau hanya kecepatan pikiran saja mungkin orang yang sudah berumur masih bisa bersaing. Tapi, kalau kita bicara gesit, anak-anak muda jauh lebih gesit," ujar Eddy menambahkan.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Eddy Lim juga mengatakan ada dua syarat penting untuk menjadi atlet Esports. Pertama, atlet Esports harus memiliki fisik yang prima.

"Agar saat bertanding konsentrasinya tetap baik dan tidak menurun. Sebab ini olahraga yang menuntut konsentrasi dan kecepatan," kata Eddy.

Atlet Esports disebut juga harus pintar dalam pelajaran eksakta. (Kenny Deo)

Kedua, Eddy Lim menyebut atlet Esports harus pintar dalam pelajaran eksakta.

"Pintar ini kan macam-macam. Pintar menghapal juga pintar. Tapi, kalau di Esports itu harus pintar eksak. Nah ini belajarnya dari mana? Main game? Enggak bisa. Ya harus sekolah, diajarin matematika, fisika," kata Eddy.

"Makanya saya pernah tantangin juara Esports Indonesia. Kalau saya bisa dapat 5 anak cumlaude, lalu mereka punya niat yang sama besar seperti kalian di Esports, saya taruhan mereka juara. Mau taruhan enggak saya bilang? Mereka enggak bisa ngomong," ujarnya.

"Kalau orang yang sudah pintar, mereka tahu cara latihan yang lebih efisien. Misal yang biasa latihan 5 jam, sementara orang yang pintar 1 jam, hasilnya sama," ucap Eddy menambahkan.

[Gambas:Video CNN]