Liga Inggris akan kembali disiarkan di China setelah pekan lalu diboikot karena dianggap telah mempertontonkan gerakan politik untuk Ukraina.
Daily Mail melaporkan, iQiyi selaku pemegang hak siar Liga Inggris di China sempat memboikot siaran pada pekan lalu sebagai bentuk protes atas keputusan Premier League yang menampilkan bendera Ukraina di layar lebar di seluruh stadion.
Pemerintah China mengklaim kebijakan Premier League tersebut termasuk aksi politik kepada Ukraina yang sedang diinvasi militer Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemegang hak siar Liga Inggris di China itu bakal kembali menyiarkan rangkaian pertandingan Premier League di akhir pekan karena aksi solidaritas untuk Ukraina tak akan dilanjutkan.
Dengan demikian, Premier League tidak harus memutus kontrak dengan China untuk menyelamatkan potensi kehilangan 120 juta poundsterling untuk seluruh klub selama empat tahun ke depan.
Liga Inggris telah mengkampanyekan berbagai inisiatif amal dan antidiskriminasi di sepanjang musim. Selanjutnya, Premier League disebut akan mempromosikan kampanye Tak Ada Tempat untuk Rasialisme dan Rainbow Laces atau dukungan kemanusiaan kepada LGBT.
Sementara itu, klub-klub Liga Inggris tetap bebas menunjukkan dukungan untuk Ukraina, seperti yang dilakukan pemain Everton dan Manchester City sebelum kick off pada bulan lalu.
China telah menjadi pasar TV yang bermasalah untuk Premier League dalam beberapa tahun terakhir. Namun, bisnis penjualan tetap berlanjut karena China punya potensi besar dari populasi penduduk mereka.
Penyedia layanan streaming milik Suning, PPTV, juga melakukan penunggakan dua pembayaran hak siar senilai 157 juta poundsterling pada musim 2019/2020. Hal ini membuat Premier League membatalkan kontrak dengan dua musim tersisa dan mengambil tindakan hukum di Pengadilan Tinggi untuk mendapatkan kembali uang mereka.
Operator internet Tencent akhirnya mengambil hak siar dengan harga murah dengan kontrak selama setahun yang mencakup musim 2020/2021 sebelum iQiyi memenangkan kontrak empat tahun mulai musim 2021/2022. Tetapi, kesepakatan tersebut mulai bermasalah karena invasi Rusia ke Ukraina.
(jun)