Juara dunia squash, Ali Farag, menyoroti standar ganda dan perbedaan perlakuan organisasi olahraga internasional kepada Ukraina dan Palestina.
Usai menjadi pemenang dalam turnamen Optasia Championship, Farag memanfaatkan pidato kemenangan dengan menyuarakan penindasan yang terjadi di Palestina.
"Kita semua melihat apa yang terjadi di dunia saat ini dengan Ukraina, dan tidak ada yang senang dengan apa yang terjadi. Tidak ada yang berhak atas pembunuhan apapun atau penindasan apapun di dunia," ujar Farag dikutip dari WAFA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak diperbolehkan berbicara soal politik dan olahraga, tetapi kini tiba-tiba diperbolehkan. Karena itu, saya harap orang-orang melihat juga melihat penindasan di mana-mana di dunia ini. Maksud saya, orang-orang Palestina telah melalui itu selama 74 tahun terakhir," sambung atlet asal Mesir tersebut.
Invasi Rusia ke Ukraina mendapat perhatian besar, termasuk dari dunia olahraga. Badan olahraga internasional pun ramai-ramai menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas tindakan tersebut.
Sementara beberapa pelaku olahraga, termasuk Farag, menilai tindakan serupa yang dilakukan badan olahraga dunia juga semestinya berlaku untuk Israel yang menginvasi Palestina.
Farag menilai bias tersebut terjadi tak lepas dari media barat yang menjadi penggiring opini.
"Tetapi saya rasa ini tidak sesuai dengan narasi media barat, kami tidak bisa membicarakannya, tetapi sekarang kami bisa bicara tentang Ukraina dan jadi kami bisa bicara tentang Palestina," kata Farag.
Lantaran ucapan tersebut Farag pun mendapat apresiasi dari orang-orang yang peduli terhadap nasib Palestina seperti Hafid Derradji yang lebih dulu mengecam FIFA yang memberi hukuman pada Rusia namun abai terhadap Israel.
(nva/nva)