Petarung UFC berdarah Chechnya berpaspor Swedia, Khamzat Chimaev berhasrat mengikuti jejak Khabib Nurmagomedov yang pensiun saat berada di puncak karier.
Saat ini Chimaev berada di peringkat ke-11 kelas welter UFC. Meski masih jauh dari posisi Kamaru Usman sebagai yang terbaik di divisi itu, Chimaev punya kans masuk pusaran.
Hasrat untuk menjadi raja di kelas welter bisa saja terwujud jika berhasil mengalahkan Gilbert Burn pada akhir pekan ini. Pasalnya Burn merupakan petarung peringkat kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengalahkan Burns dalam UFC 273 bisa berarti tiket melawan Usman terbuka. Jika pun tidak langsung melawan sang juara, Chimaev punya kans menantang Colby Covington.
Rekor bertarung pemuda 27 tahun ini memang masih bersih, 10 kali menang dari 10 duel, meski masih meragukan. Sebab semua lawan yang dihadapi bukan jagoan kelas welter.
Melawan Burns bisa dibilang duel terbesarnya sedang bergabung ke UFC pada 2018. Ini menjadi pertaruhan Chimaev, sebab Burn bisa dipandang sebelah mata.
Usai kalah melawan Usman dalam perebutan gelar juara kelas welter pada 13 Februari 2021, Burn sudah sekali bertarung. Ia menang angka mutlak melawan Stephan Thompson.
Menjadi juara kelas welter merupakan cita-cita Chimaev. Jika berhasil mewujudkan hal itu, pemegang sabuk biru Brazilian Jiu-Jitsu ini akan pensiun seperti Khabib.
Chimaev ingin pensiun saat sedang berada di puncak karier, sama seperti Khabib. Seperti juga Khabib, Chimaev terikat janji dengan sang ibu untuk pensiun seusai juara.
"Ibuku mengira aku menjadi juara setelah setiap pertarungan yang aku menangkan," kata Chimaev dalam wawancara dengan Smash Bros, dilansir dari Bloody Elbow, Rabu (6/4).
"Saya memang berjanji akan pensiun ketika saya menjadi juara yang sah. Jadi tujuan saya adalah menjadi nomor satu dan kemudian saya akan pensiun," ucapnya.
Akankah asa juara Chimaev terwujud? Pertarungan dengan Burns dalam UFC 273 akan menjadi jalan bagi Chimaev apakah ia bisa meniru jalan Khabib Nurmagomedov atau tidak.