Respons PBSI Soal Taufik Hidayat Hanya Jadi Pajangan

Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna merespons pernyataan Taufik Hidayat yang mundur dari jabatan staf ahli Pembinaan dan Prestasi PBSI karena hanya jadi pajangan.

"Biasa dalam organisasi. Ada yang merasa kurang diperhatikan, tapi PBSI bukan satu-satunya organisasi yang saya pegang. Sudah pernah lima organisasi, jadi saya tahu cara mengelola orang-orang yang ada di dalamnya," kata Agung.

"Tak mungkin organisasi itu memberikan perhatian full ke satu orang atau memberikan porsi yang sama ke semua orang. Tetapi itu bukan kesengajaan," ucap Agung dalam acara buka bersama PBSI di Pusat Bulutangkis Indonesia, Cipayung, Senin (25/4).

Lelaki yang juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut menjelaskan, menerapkan manajemen krisis selama berada di PBSI. Menurutnya, situasi-situasi tak terduga di dalam internal organisasi dikelola dengan saksama.

"Saat kami masuk, dilantik saja belum, itu bulutangkis sudah ada kegiatan-kegiatan internasional. Mulai dari Thailand Open, All England. Sudah barang tentu kami menentukan organisasinya," kata Agung menjelaskan.

"Soal aspirasi itu kan bagian tata kelola organisasi, yang itu sudah tentu bertahap. Baru-baru saja kami konsolidasi lewat raker yang diikuti seluruh provinsi di Indonesia dan dewan pengawas yang sudah memberikan masukan positif kepada kami, mereka berdaulat kesempatan berbicara," ujarnya.

Agung menilai, pihak-pihak yang dilibatkan dalam kepengurusan PBSI sudah pasti diapresiasi akan potensi yang dimiliki. Potensi dalam diri Taufik inilah yang menjadi dasar peraih medali emas Olimpiade ini direkrut.

"Ada yang diprioritaskan, harus dipahami bahwa ketika direkrut masuk ke PBSI berarti yang bersangkutan diapresiasi terhadap potensi yang dimilikinya. Namanya kerja sama itu saling bergerak, kalau sendirian enggak boleh," katanya.

"Ada kelemahan di satu sisi, tapi juga pekerjaan kami banyak dan sudah memenuhi target bahkan melampaui. Salah satunya emas Olimpiade yang biasanya di akhir kepengurusan, All England, dan juga Thomas yang sudah puasa 19 tahun," ujar Agung.

Sebelumnya Taufik mengaku menerima tawaran sebagai staf ahli Binpres kepengurusan PP PBSI periode 2020-2024 lantaran berminat membantu pembinaan dan prestasi badminton Indonesia.

Namun setelah resmi menjabat sebagai staf ahli Binpres, Taufik sama sekali tidak pernah terlibat dalam rapat-rapat soal program yang berhubungan dengan Binpres.

"Sebagai staf ahli Binpres, tidak pernah dibawa ikut rapat. Saat rapat hasil seleknas tidak dilibatkan. Kalau cuma jadi pajangan buat apa?" ucap Taufik di Jakarta, Kamis (14/4).

"Sudah lebih dari tiga kali. Alasannya [tak diundang rapat], 'Oh iya, lupa'. Kalau begitu ngapain juga di situ? Sebagai staf ahli Binpres seharusnya saya dilibatkan dalam rapat. Diterima atau tidak soal usulan, paling tidak seharusnya dilibatkan," kata Taufik.

[Gambas:Video CNN]