Timnas Indonesia harus tampil pintar dalam laga melawan Nepal di Kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Internasional Jaber Al Ahmad, Kuwait pada Rabu (15/6) dini hari WIB.
Pertandingan pemungkas Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 ini dipastikan tak mudah karena Nepal menerapkan formasi bertahan. Saat melawan Yordania dan Kuwait, mereka 'memarkir bus'.
Tujuh hingga delapan pemain akan berada di kotak penalti Nepal saat ditekan. Hal ini membuat lawan tak bisa mengembangkan serangan dengan mudah dan berpotensi frustrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian Nepal tetap punya titik kelemahan yang bisa dieksploitasi. Kelemahan Nepal ini terlihat cukup gamblang saat kalah 0-4 dari Kuwait pada 12 Juni waktu Indonesia.
Pertama, garis pertahanan Nepal yang rapi dan stabil agak menurun pada 15 menit akhir babak pertama dan kedua. Ini tak lain karena faktor kelelahan setelah digempur habis lawan.
Jika pemain Timnas Indonesia bisa menjaga performa selama 90 menit, kans mencetak gol di menit-menit terakhir cukup terbuka. Hanya saja Fachruddin Aryanto juga tak boleh terbawa nafsu.
![]() |
Kedua, agak kewalahan mengantisipasi umpan terobosan. Ini berbeda dengan antisipasi lewat sayap yang bisa dikendalikan. Garis pertahanan yang kuat Nepal agak lambat menghalau terobosan.
Kabar baiknya Timnas Indonesia sering menggunakan serangan dengan umpan terobosan. Ricky Kambuaya dan Marc Klok sama-sama jeli melihat posisi untuk melepas umpan kunci.
Terakhir, kecepatan pemain Nepal tidak unggul. Itu terlihat saat melawan Kuwait dan Yordania. Ketika diajak lari oleh kedua tim tersebut umumnya pemain Nepal tak bisa mengimbangi.
Fakta ini membuka peluang pelari cepat seperti Irfan Jaya, Saddil Ramdani, dan Witan Sulaeman menciptakan gol untuk kemenangan Indonesia dan membuka peluang lolos ke Piala Asia 2023.