Cedera Lutut, Tangis Yeremia, dan Standing Applause Istora

CNN Indonesia
Jumat, 17 Jun 2022 18:22 WIB
Yeremia Rambitan sempat mendapat perawatan di tengah lapangan. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Yeremia Rambitan menunjukkan kegigihan ketika bertarung bersama Pramudya Kusumawardana melawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik di perempat final Indonesia Open, Jumat (17/6). Ia mengalami cedera, terpincang-pincang, namun berusaha keras melanjutkan pertandingan.

Penampilan Pramudya/Yeremia dalam duel lawan Aaron/Soh sangat impresif. Peragaan pola permainan menyerang benar-benar menghibur penonton yang hadir di Istora GBK.

Pramudya/Yeremia bahkan bisa dominan dan sudah ada di ambang kemenangan ketika meraih match point di angka 20-17 pada gim ketiga. Ketika kemenangan terlihat sudah di depan mata, bencana menimpa Yeremia.

Yeremia yang berdiri sigap di depan net terlihat kehilangan keseimbangan. Hal itu membuat Yeremia terjatuh sambil memegangi lutut.

Usai insiden tersebut, Yeremia mendaptkan penanganan medis. Penanganan medis langsung dilakukan di tengah lapangan, bukan di pinggir lapangan. Hal tersebut turut menandakan seberapa serius cedera yang dialami oleh Yeremia. Pramudya berdiri di sampingnya, memperlihatkan raut wajah yang dipenuhi kekhawatiran.

Yeremia lalu bangkit. Kondisinya terlihat tidak baik-baik saja. Ia kesulitan berdiri tegak dan harus berjalan dengan terpincang-pincang.



Begitu permainan dimulai, Yeremia terlihat tidak bisa lagi bermain dengan normal. Ia memaksakan diri untuk tetap bisa berada di lapangan.

Kondisi Yeremia yang cedera membuat koordinasi gerak Pramudya/Yeremia tak lagi seperti semula. Yeremia kesakitan namun terus berusaha keras dan berjuang memukul shuttlecock yang datang.

Aaron/Soh kemudian mendapat dua poin berikutnya dan membuat skor sama kuat, 20-20.

Yeremia sempat kembali meminta jeda. Dokter dan staf BWF kembali masuk lapangan dan bertanya tentang kondisi Yeremia. Yeremia menyatakan ia masih sanggup melanjutkan pertandingan.

Pertandingan berlanjut dan Yeremia terus berusaha sekuat tenaga mempertahankan lapangan miliknya. Tetapi serangan-serangan ganas Yeremia yang terlihat di sepanjang laga benar-benar pudar tak bersisa di ujung pertandingan.

Rasa sakit di lutut kiri Yeremia membatasi gerak Yeremia. Untuk sekadar melangkah pun, Yeremia terlihat terpincang-pincang. Aaron/Soh lalu merebut dua poin berikutnya dan memenangkan gim penentuan dengan skor 22-20.

Setelah pertandingan berakhir, Yeremia lalu merebahkan diri di lapangan. Yeremia menangis di lapangan. Rexy Mainaky yang mendampingi Aaron/Soh dengan sigap menyeberangi net dan ikut menguatkan Yeremia.

Aaron/Soh juga ikut memberikan simpati pada Yeremia. Pramudya dan Herry Iman Pierngadi juga ikut berada di sisi Yeremia.

Yeremia masih terus menangis ketika ia harus diangkat ke kursi roda untuk meninggalkan lapangan.

Penonton yang ada di Istora memberikan standing applause. Tepuk tangan penghormatan diberikan pada Yeremia yang telah berjuang keras menyelesaikan pertandingan.



(ptr/nva)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK