Memaknai Kemerdekaan dari Lapangan Sepak Bola: Kasih Contoh Terbaik

Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 punya makna serius bagi Widodo Cahyono Putro. Baginya ini saat yang tepat baik insan sepak bola memberi contoh terbaik.

Hari ini, Rabu (17/8), Indonesia genap berusia 77 tahun. Selama masa prakemerdekaan sepak bola menjadi alat pemersatu bangsa, tetapi kini sepak bola sering menjadi alat pemecah keharmonisan.

Bagi Widodo, pesepak bola baik itu pemain, pelatih, manajemen klub, federasi, maupun perangkat pertandingan adalah figur anutan. Karenanya pula Widodo berharap semua elemen sepak bola ini memberi contoh positif ke masyarakat.

"Satu, saling respek antar kita, terutama di suporter. Jadi saya melihat suporter di sini masih ada yang saling tidak bersahabat. Saya harap kedepannya akan lebih saling menghargai, respek satu sama lain," kata Widodo.

"Tentunya pemain dan pelatih bisa memberi contoh yang baik, terutama perangkat pertandingan memberi contoh yang lebih baik agar sepak bola Indonesia lebih maju. Karena siapa yang akan menikmati adalah kita-kita sendiri," ucapnya melanjutkan.

Bukan tanpa alasan Widodo menekankan perangkat pertandingan. Dalam kompetisi sepak bola Indonesia, Liga 1, masih banyak kontroversi terjadi. Persoalan ini diharapkan bisa diminimalisir.

Widodo berharap elemen-elemen suporter di Indonesia bisa saling menghargai dan respek satu sama lain. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Mantan pemain Timnas Indonesia ini pun masih yakin sepak bola Indonesia bisa lebih berkembang. Prestasi demi prestasi masih mungkin diraih, asal semua elemen bergandengan tangan membesarkan sepak bola Indonesia.

"Bagi kami yang di olahraga, terutama di sepak bola, dengan kemerdekaan ini kita lebih maju lagi mengembangkan sepak bola. Mari bersama-sama, siapapun yang terlibat dengan sepak bola kita, mari kita majukan sepak bola," ucap Widodo.

Kiper Bhayangkara FC, Awan Setho Raharjo berharap tak ada lagi penjajahan di Indonesia. Karena kini telah merdeka, persatuan dan kesatuan harus dijaga dengan baik, agar peluang penjajahan tak bisa dilakukan di Indonesia.

"Semoga tidak ada lagi penjajahan. Harus merdeka. Apalagi sudah 77 tahun, semestinya sudah lebih dewasa Indonesia. Tidak ada yang namanya hal-hal kecil dijadikan besar. Sudah harus mulai dewasa, harus bangkit dan lebih jaya lagi," katanya.

"Lebih bisa berprestasi lagi, apalagi kemarin U-16 juara. Itu semoga bisa memancing usia-usia selanjutnya, dari U-19, U-23, senior," ucap kiper yang membawa Timnas Indonesia U-23 juara Piala AFF U-22 2019 tersebut.

Nurhidayat Haji Haris lain lagi. Baginya perayaan kemerdekaan Indonesia bisa menjadi momentum untuk membangkitkan nasionalisme. Setiap individu harus bisa mengobarkan semangat berjuang untuk nusa dan bangsa.

Sebagai pesepak bola, cita-cita luhur mengharumkan nama bangsa di pentas internasional digelorakan Nurhidayat. Salah satunya adalah menjaga mimpi membawa Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia.

"Semoga di kemerdekaan ke-77 tahun ini sepak bola Indonesia lebih maju dan semoga di tahun-tahun berikutnya bisa go international dan tembus Piala Dunia," ucap pemain berposisi bek tengah tersebut.

[Gambas:Video CNN]