Pembalap Yamaha, Fabio Quartararo mengaku frustrasi degan kondisi motor miliknya di MotoGP San Marino.
Quartararo finis di posisi kelima MotoGP San Marino. Meski finis lebih baik dari Aleix Espargaro, rival utama Quartararo saat ini adalah Pecco Bagnaia.
Bagnaia kembali meraih kemenangan keempat secara beruntun. Selisih Bagnaia dengan Quartararo pun kini jadi tinggal 30 angka dengan enam seri tersisa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Quartararo menegaskan bahwa finis kelima merupakan catatan terbaik yang bisa ia bukukan dengan situasi yang ada.
"Itu adalah batasnya. Lebih dari rasa marah, saya sangat frustrasi, karena saya sudah memberikan 100 persen dan saya tak bisa bertarung lebih dari ini."
"Memaksakan lebih dari ini, saya rasa saya akan terjatuh. Kami benar-benar tampil di balapan dengan batas maksimal dari kemampuan motor," ucap Quartararo seperti dikutip dari Crash.
Quartararo sendiri menekankan bahwa motornya tidak mengalami masalah dalam balapan. Dengan demikian, kecepatan yang ia tampilkan adalah kemampuan terbaik dari motor Yamaha YZR-M1 miliknya.
"Tidak ada masalah, itulah yang terjadi. Bila kalian melihat kecepatan yang ada, saya memiliki kecepatan yang sama dengan saat latihan. Saya juga merasa nyaman di atas motor."
"Saya benar-benar membuat balapan yang bagus hari ini, namun itu hanya menghasilkan posisi kelima dengan selisih lima detik dari pemenang. Jadi kami memang sedang tidak dalam posisi yang bagus," kata Quartararo.
Quartararo sempat berhasil menyusul Aleix Espargaro dan mendekati empat pembalap terdepan. Namun Quartararo mengaku posisinya benar-benar ada di ambang batas.
"Saya melihat Aleix kesulitan dalam cengkeraman ban, dan saya bisa menyusulnya. Namun dengan pembalap lainnya, saya bahkan tidak bisa mencoba melakukannya."
"Suatu waktu, saya berada di trek lurus dan saya bisa kembali mendekati Marini, namun saya merasa seperti sedang meletakkan pisau di tenggorokan [terlalu berisiko]. Mencoba menyusul Marini jadi tidak mungkin dilakukan," ujar Quartararo.