Khamzat Chimaev berkoar-koar menyejajarkan diri seperti Mike Tyson dan Muhamamad Ali usai mengalahkan Kevin Holland dalam laga UFC 279, Minggu (11/9).
Chimaev tergolong pendatang baru di UFC. Petarung Swedia keturunan Chechnya itu baru bergabung pada 2020. Dua tahun berada di UFC, Chimaev kini menempati peringkat ketiga di kelas welter.
Sudah enam pertarungan yang dilalui Chimaev di UFC, seluruhnya diakhiri dengan kemenangan. Catatan itu menyempurnakan enam kemenangan yang ia raih sebelumnya di luar ajang UFC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai menundukkan Holland sekaligus menorehkan 12 kemenangan tanpa kekalahan, Chimaev begitu percaya diri sampai menyetarakan kemampuan seperti legenda tinju Tyson dan Ali.
"Saya tak tahu, saya berlatih seperti itu setiap hari. Pelatih saya Alan Nascimento pelatih jujitsu dan gulat terbaik di dunia. Dia membuat saya seperti ini," katanya ketika ditanya soal keberhasilan mengalahkan Holland.
"Saya sabuk hitam di Rusia, saya sabuk hitam di sini. Pelatih tinju terbaik saya. Saya petinju terbaik, saya Mike Tyson, saya Muhammad Ali," sambungnya sembari menunjuk sang pelatih dalam wawancara sesaat setelah pertarungan.
Chimaev pun bak orang yang sedang mencari musuh dengan menyebut dia datang untuk melawan siapapun. Saat mendapat pertanyaan soal kesediaan tampil di kelas menengah atau dua level di atas kelas welter di mana ia berada saat ini, Chimaev menyanggupinya.
Sosok Chimaev yang masih bersih dari kekalahan mengingatkan orang pada rekor tanpa kalah Khabib Nurmagomedov. Namun tabiat dan ocehan Chimaev dan Khabib bisa dikatakan bertolak belakang lantaran sang mantan juara kelas ringan UFC itu lebih kalem dan tak pernah berkoar-koar.
(nva/rhr)