Azrul Ananda ingin Persebaya Surabaya tetap dipegang orang Surabaya setelah memutuskan mundur sebagai Presiden dan CEO Bajul Ijo, Jumat (16/9).
"Sebisa mungkin stake holder-nya harus orang Surabaya," kata Azrul saat menemui suporter di Kantor Manajemen Persebaya.
Keputusan Azrul ini menyusul protes yang dilakukan suporter usai rentetean hasil buruk yang dialami Persebaya. Utamanya setelah kalah 1-2 dari Rans Nusantara FC di Liga 1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mundur Azrul mengatakan ia tidak akan meninggalkan Persebaya sepenuhnya. Ia akan terlibat dalam masa transisi hingga ada presiden klub baru.
"Saya sudah sampaikan saya tidak akan meninggalkan begitu saja, saya akan memastikan transisinya," ujar Azrul.
Ia juga berpesan kepada para suporter untuk mau bersama- sama mengawal Persebaya, agar tetap berada di Surabaya.
"Prinsipnya Persebaya harus tetap di Surabaya, tidak boleh ke mana-mana, ini harus dikawal," tutur dia.
Azrul menyatakan mundur sebagai Presiden Persebaya usai mendapatkan aksi protes dari kelompok suporter, menyusul hasil buruk yang dialami skuad The Green Force di Liga 1.
"Ini salah saya sebagai CEO Persebaya, mungkin cara saya belum dapat kecocokan di hati teman-teman," ucapnya.
"Saya mundur dari CEO Persebaya, dan kami akan menuntaskan semuanya tanpa keluhan. Jangan khawatir pemain dan pelatih," pungkasnya.
(frd/har)