Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni menilai ada risiko dan keuntungan yang bisa didapat pada FIFA Matchday antara Indonesia vs Curacao.
Melawan Curacao akan menjadi tantangan tersendiri bagi Skuad Garuda karena menghadapi kubu dengan level yang jauh lebih tinggi. Melirik ranking FIFA, Curacao berada di urutan ke-84 sementara Indonesia ada di peringkat ke-155.
"Memang risiko melawan tim yang berada di peringkat cukup jauh bisa jadi bulan-bulanan. Tapi saya pikir Shin Tae Yong sudah tahu kekuatan Indonesia dan bisa mengukur kalau lawan Curacao bisa mengimbangi atau tidak," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menurut saya kita bisa mengimbangi karena secara geografis, Curacao main di Amerika Utara dengan lawan Kanada, Haiti, dan lain-lain. Jadi sudah terukur oleh STY," ujarnya menambahkan.
Kusnaeni menyampaikan ada empat poin yang mesti diperhatikan saat sebuah negara menjalani pertandingan dalam agenda FIFA Matchday. Setidaknya ada dua hal yang bisa dipenuhi Indonesia usai menghadapi Curacao.
"Pertama menjadi persiapan event terdekat, kemudian tujuan komersial untuk menambah pendapatan [PSSI]. Ketiga dapat menambah pengalaman bagi pemain dengan lawan yang berbeda, lalu meningkatkan kesempatan naik di ranking FIFA," ucap Kusnaeni.
Di satu sisi, Kusnaeni berpendapat intisari dalam pertandingan melawan Curacao adalah pemain dan pelatih mendapatkan evaluasi permainan. Level tim yang berada di atas Indonesia dinilai dapat memberi pengalaman berarti bagi wakil Merah Putih.
"Berharap menang tentu jadi hal yang lumrah. Tapi bagi saya yang paling penting adalah kita bisa menghadapi lawan dengan level yang lebih tinggi karena biasanya kita melawan tim dengan level yang tidak jauh dari kita. Itu penting untuk evaluasi," kata pria yang akrab disapa Bung Kus.
Timnas Indonesia akan menghadapi Curacao dalam laga FIFA Matchday. Pertandingan pertama akan digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada 24 September sementara laga kedua akan berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor pada 27 September.
(ikh/jun)