Saat pertanyaan dibacakan penerjemah, mimik pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong datar saja. Namun tampak jelas air muka Shin agak semringah mendengar nama Luis Milla disebutkan.
Pertanyaan itu terkait pujian Milla akan kinerja Shin bersama Timnas Indonesia. Bahkan pelatih asal Spanyol tersebut berniat datang langsung ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api saat Timnas Indonesia melawan Curacao, Sabtu (24/9).
Secara pribadi Shin mengaku tak mengenal Milla. Pelatih asal Korea Selatan ini hanya sering mendengar nama Milla disebut-sebut begitu ia dikontrak PSSI. Disebutkan Milla meninggalkan kesan positif selama di Timnas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pandangan Shin, seperti itulah idealnya seorang pelatih. Ia mendukung sebuah langkah yang ditempuh pelatih lain, meski berbeda cara pandang. Bagi Shin sikap Milla adalah 'gentleman' seorang lelaki plus pelatih.
"Terkait Luis Milla jujur saya tidak tahu dia. Begitu saya jadi pelatih timnas, banyak sekali cerita tentang dia, tapi saya melihat dia orang gentle dan baik. Karena itu juga dia bisa menilai saya dengan baik," kata Shin.
"Saya juga ada pengalaman dengan pelatih Spanyol di Piala Dunia 2018. Saya jadi punya pengalaman bahwa orang Spanyol itu memang baik, gentle, dan keren. Jadi mungkin sesama pelatih hormati dan hargai pelatih lain," ucapnya.
Ucapan Shin ini seperti sedang menyentil sejumlah kritik yang ditujukan kepadanya. Itu tak lain dan tak bukan soal niatnya membawa pemain keturunan ke Timnas Indonesia lewat jalur naturalisasi.
Tindakan Shin ini mendapat tentangan sejumlah kalangan. Ini dianggap sebagai 'amputasi' bagi bakat dan talenta dalam negeri. Hal ini bahkan sampai memunculkan istilah 'local pride' dari sejumlah pelatih.
Apalagi Shin belum memberi gelar juara ke Indonesia. Shin gagal di Piala AFF 2020 (2021), gagal di SEA Games 2021 (2022), dan gagal juga di Piala AFF U-19 2022. Ini berbeda dengan Indonesia U-16 yang juara Piala AFF U-16 2022.
Karena itu istilah 'sesama pelatih hormati dan hargai pelatih lain' yang diucapkan Shin seperti sentilan sekaligus renungan untuk pelatih yang berbeda sikap. Istilah 'local pride' tidak seharusnya hadir di tengah usaha membangun Timnas Indonesia.
Pakai Seragam Hitam
Sementara itu Timnas Indonesia dipastikan mengenakan seragam ketiga saat menghadapi Curacao. Manager Media PSSI, Bandung Saputra menyebut Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan akan mengenakan seragam hitam.
"Timnas Indonesia akan mengenakan jersey ketiga yang warna hitam. Kita bertindak sebagai tim tamu dan Curacao sebagai tuan rumah. Pertandingan kedua di Bogor kita akan mengenakan jersey kandang merah," kata Bandung.
Diketahui, jersey hitam ini disebut PSSI memiliki makna atau filosofi semangat maritim. Semangat maritim itu tercermin dalam motif pola ombak yang ada di dalam jersey. Harapan PSSI jersey ini membawa Timnas Indonesia menuju kejayaan.