Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana menyebut kondisi pemain dan pelatih terkejut melihat Tragedi Kanjuruhan.
Gilang menyebut bahwa pemain dan pelatih Arema terkejut dengan insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Pemain dan pelatih Arema sendiri sempat tertahan di ruang ganti akibat peristiwa tersebut.
"Saya sudah komunikasi dengan pemain dan pelatih pastinya syok. Kemarin ruang ganti pemain jadi tempat evakuasi jenazah. Di sana ada yang meninggal, pemain syok ini kejadian pertama mereka, tapi kita semua di sini saling bergandengan tangan," ujar Gilang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi kita semua di sini saling bergandengan tangan, makanya semua pemain takziah dan mengunjungi korban," ucap Gilang dalam konferensi pers di Malang, Senin (3/10).
Gilang pun menyebut bahwa Arema bakal terbuka dan kooperatif untuk mendukung kinerja Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang dibentuk oleh pemerintah.
"Yang pasti dari manajemen sangat kooperatif, sangat siap mendukung atas investigasi kejadian ini," ujar Gilang.
Dalam kesempatan itu, Gilang juga meminta maaf pada seluruh pihak.
"Saya sekali lagi minta maaf kepada korban, kepada masyarakat Indonesia atas kejadian yang menimpa."
"Setiap saya nonton Arema saya selalu keliling menyapa fan mereka tidak ada yang anarkis. Arema adalah suporter yang bijak, tapi malam itu saya tidak menduga bisa seperti itu," kata Gilang.
Tragedi Kanjuruhan terjadi usai laga Arema vs Persebaya Surabaya berakhir. Berdasarkan data yang dirilis oleh Menko PMK Muhadjir Effendy, korban meninggal dunia sebanyak 125 orang.
(abs/ptr)