Aksi perdamaian dan persatuan dilakukan ribuan suporter dari berbagai klub se-Pulau Jawa di halaman parkir Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (3/10) malam.
Dalam kegiatan itu juga dilakukan pemanjatan doa untuk para korban Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
Pertemuan ribuan suporter itu diawali dengan salat gaib, dan doa bersama untuk para korban di Kanjuruhan dan diakhiri dengan penyalaan lilin serta cahaya gawai sebagai simbol perdamaian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan membuat sejarah bahwa kita suporter yang hadir pada malam hari ini akan menghentikan semua kebencian-kebencian yang ada dalam hati kita," kata Presiden Brajamusti Yogyakarta Muslich Burhanuddin dikutip dari Antara.
Pria yang akrab disapa Thole itu meminta kepada seluruh suporter menjadikan tragedi di Kanjuruhan sebagai titik tolak bersatu memajukan sepak bola Indonesia.
"Kita akan mewariskan hal-hal positif kepada anak cucu kita bahwa ke depan sepak bola di Indonesia, khususnya DIY dan Jawa Tengah penuh dengan suka cita," ujarnya.
Kegiatan aksi perdamaian itu dihadiri kelompok suporter Brajamusti dan The Maident (Yogyakarta), Paserbumi (Bantul), Slemania dan BCS (Sleman), Pasoepati, Ultras, dan GK Samber Nyawa (Solo), Panser Biru dan Snex (Semarang), Aremania (Malang), Bonek (Surabaya), The Jakmania (Jakarta), serta Viking (Bandung).
Hadir juga perwakilan sejumlah elemen suporter dari Medan dan Makassar. Presiden Pasoepati Solo Maryadi Gondrong berharap ke depan seluruh suporter, terutama di Jawa Tengah dan DIY memiliki hubungan baik yang terus terjaga.
Pasoepati sepakat mendukung berbagai kegiatan lanjutan bersama untuk mempererat persatuan suporter di Jawa Tengah dan DIY.
"Insya Allah kami dari Pasoepati akan menyetujui, melaksanakan untuk persatuan dan kesatuan Indonesia," kata Maryadi.
Zulfikar perwakilan dari BCS Sleman menilai aksi dalam ini akan jadi pertemuan bersejarah yang murni dari para suporter di akar rumput yang menginginkan perdamaian.
Ia berharap berpulangnya 125 suporter di Stadion Kanjuruhan menjadi momentum menyudahi perselisihan.
"Ini organik dari teman-teman di bawah tiktokan dan klik," ucap dia.
Ketua Umum Asprov PSSI DIY Syauqi Soeratno, kesepakatan damai para suporter itu bakal membuka lembaran baru sepak bola Indonesia yang lebih baik.
"Semoga malam ini menjadi titik tolak untuk bangkit menjadi lebih baik ke depan. Semoga Piala Dunia tidak dipindahkan dari Indonesia, semoga Timnas kita terus berjaya sehingga masuk Piala Dunia, dan semoga sepak bola Indonesia kelak menjadi referensi sepak bola dunia," kata Syauqi.