Karier petarung Sinsamut Klinmee menjadi bukti bahwa kadangkala hal besar datang dari sesuatu yang sederhana. Siapa sangka, berawal dari iming-iming mainan agar mau berlaga, Sinsamut kini menjelma jadi salah satu bintang Muay Thai global.
Atlet asal Thailand ini kini dikenal sebagai salah satu bintang terbaru ONE Championship. Meski baru menjalani dua laga, ia berhasil tampil memukau hingga mendapat bonus sampai dua kali.
Dalam debutnya menghadapi Nieky Holzken di ONE X pada Maret lalu, ia mampu menang KO hingga dianugerahi bonus oleh CEO ONE Championship, Chatri Sityodtong, senilai US$50 ribu (sekitar Rp 750juta).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prestasi itu kembali diulangnya saat bertemu dengan Liam Nolan di ONE 159. Lewat tinju kerasnya, Klinmee berhasil merobohkan sang petarung Inggris saat ronde kedua baru berjalan 5 detik. Lagi-lagi, performa luar biasanya memikat hati sang CEO. Ia pun kembali mendapat bonus penampilan senilai US$50.000.
Dalam dua laga, ia telah resmi menjadi miliuner. Hal ini tentu belum termasuk bayaran tanding serta bayaran kemenangannya.
Pada Sabtu pagi (22/10), ia akan tampil untuk ketiga kalinya di ONE Championship dengan menghadapi Regian Eersel dalam ajang ONE Fight Night 3. Mereka akan saling berhadapan demi menduduki singgasana ONE Lightweight Muay Thai yang saat ini tak bertuan.
Di arena Muay Thai, Klinmee memang punya jam terbang tinggi dengan lebih dari 80 kemenangan. Atlet perwakilan Venum Training Camp itu memulai kariernya di 'seni delapan tungkai' sejak usia dini di sasana milik keluarganya.
"Saya melihat mereka berlatih setiap pagi. Saat saya kembali dari sekolah, saya masih melihat mereka berlatih," lanjutnya.
Besar di lingkungan Muay Thai, Klinmee pun kian terpacu untuk mempelajari bela diri nasional Thailand itu. Terlebih, sasana keluarganya juga menjadi rumah dari para atlet ternama.
"Saudara dekat saya, seperti semua paman saya, adalah Juara Muay Thai. Semua paman saya itu adalah petarung Muay Thai terkenal. Anda mungkin pernah mendengar nama Yokthai Sit-Or, Rambaa Somdet dan Tappaya Sit-Or. Kami punya Juara Dunia (Tinju) WBC dan WBA di keluarga kami," jelas Klinmee.
Dari situ, kisahnya meraih kejayaan dalam Muay Thai berawal dari cerita sederhana. Ia tertarik untuk terjun ke kompetisi olahraga kombat hanya karena ingin membeli mainan.
Sinsamut berlatih sejak usia 4 tahun, tapi ia mulai lebih serius di bawah bimbingan ayahnya beberapa tahun kemudian.
Kala itu, sang ibu mengajarkan arti disiplin dan kemandirian. Ia mengatakan jika ingin mainan baru, maka Sinsamut harus meraihnya sendiri.
Atas dasar itu, Klinmee memutuskan untuk bertanding Muay Thai demi mendapatkan uang, yang nantinya akan ia gunakan untuk membeli mainan kesukaannya.
"Pertarungan pertama saya terjadi di sebuah bar di Pattaya saat saya berusia 7 tahun. Saya mendapat 100 baht (sekitar Rp 40.000) untuk laga itu, serta tips dari para turis," kata Sinsamut.
"Hanya dalam satu laga, saya dapat membeli sepeda keren yang menarik perhatian teman-teman saya di sekolah. Saya sangat bangga pada diri saya sendiri," lanjutnya.
Kegemilangan Klinmee kian bersinar setelah masuk ke ONE Super Series, liga di ONE Championship yang mempertandingkan seni bela diri di luar MMA. Setelah dua laga besarnya, kini ia bersiap untuk sebuah perebutan sabuk emas perdana ONE Lightweight Muay Thai.
Pertarungan menghadapi Regian Eersel dipastikan akan berlangsung sengit, mengingat rekam jejak Eersel yang belum pernah kalah sekali pun di ONE. Di sisi lain, Klinmee pun punya peluang besar untuk menjadi orang pertama yang memberi kekalahan pada Eersel.
ONE Fight Night akan tayang pada Sabtu pagi (22/10) mulai pukul 07.00 WIB di Vidio, Kaskus TV, Netverse dan Maxstream. Selain itu, Net TV akan menayangkan siaran ulang mulai pukul 22.30 WIB pada hari yang sama.
(rir)