PSSI telah resmi mengumumkan Cho Byung Kuk sebagai asisten pelatih baru Timnas Indonesia menggantikan Dzenan Radoncic. Berikut lima fakta unik pria Korea Selatan tersebut.
Cho diumumkan PSSI sebagai asisten Shin Tae Yong melalui media sosial Instagram, Sabtu (22/10). Sebelumnya pria 41 tahun ini sudah disebut-sebut sebagai rekrutan baru PSSI dan dibenarkan Direktur Teknik Indra Sjafri.
Mantan pemain timnas Korea Selatan ini pun sudah bergabung dengan Shin dalam pemusatan latihan Turki. Saat ini Shin sedang mendampingi Timnas Indonesia U-20 yang menjalani pemusatan latihan (TC) di Turki dan selanjutnya Spanyol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut lima fakta unik Cho Byung Kuk sebelum ditunjuk Shin Tae Yong sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia dan akhirnya disetujui oleh PSSI.
Cho mengakhiri karier sepakbola profesionalnya sebagai pemain South Coast United FC pada 2019. Setelah itu Cho langsung memantapkan kariernya menjadi pelatih dengan mengambil lisensi kepelatihan.
Tak butuh waktu lama, Cho langsung dapat tawaran kontrak. Pada 2021, South Coast Flame FC U-13 memintanya sebagai pembina. Kemampuan bahasa Inggris Cho yang lumayan menjadi salah satu faktor.
Semasa aktif sebagai pemain, salah satu torehan terbaik Cho adalah meraih gelar juara Liga Champions Asia 2010. Ketika itu Cho membela Seongnam Ilhwa Chunma yang ditangani Shin Tae Yong.
Cho merupakan pemain yang diandalkan Shin. Ia tak tergantikan di Liga Champions Asia 2010 dengan sembilan kali tampil. Cho juga pernah mengantarkan Seongnam menjadi jawara Liga Korea 2006.
Status juara Liga Champions Asia membuat Seongnam berhak tampil di Piala Dunia Klub 2010. Ketika itu Cho tampil dalam dua pertandingan, yakni saat melawan Al Wahda dan Inter Milan.
Cho tampil percaya diri saat melawan Inter, tapi akhirnya kalah 0-3 dalam laga melawan pemain-pemain seperti Samuel Eto'o, Wesley Sneijder, Esteban Cambiasso, dan Diego Milito.
Mengacu unggahan Yoo Jae Hoon diketahui bahwa Cho merupakan satu sekolah dengan eks-pemain Persipura itu. Mereka satu tim saat membela tim sekolah saat menempuh jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Keduanya pun sempat saling berhadapan di kompetisi kasta tertinggi Korea Selatan. Bedanya Yoo menjadi kiper dan Cho sebagai bek, sehingga tidak saling berhadapan secara langsung.
Sosok Cho mulai dikenal publik Korea sejak masih 18 tahun. Pasalnya ia masuk skuad Korea U-19 lantas U-20 pada 1999. Pada 2002 ia naik kelas membela Korsel U-23 ketika masih 21 tahun.
Enam bulan setelah debut bersama Korea U-23, Cho debut bersama timnas Korea Selatan. Namun, setelah tampil di Olimpiade 2004, namanya tenggelam. Ia baru dipanggil lagi pada 2011, itu pun hanya sekali.
(abs/nva)