Kisah 9 KLB PSSI: Sebab, Hasil, dan Dampaknya

CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2022 04:58 WIB
Sebanyak sembilan Kongres Luar Biasa (KLB) digelar PSSI dalam satu dekade terakhir. Berikut momen sembilan KLB PSSI tersebut.
Ilustrasi KLB PSSI. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak sembilan Kongres Luar Biasa (KLB) digelar PSSI dalam satu dekade terakhir. Berikut momen sembilan KLB PSSI tersebut.

Tuntutan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dari pemilik suara (voter) akhirnya muncul. Persis dan Persebaya menjadi pelopor tuntutan KLB PSSI setelah peristiwa Tragedi Kanjuruhan.

Peristiwa di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 tersebut hingga kini tercatat telah menelan 135 korban meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga kini pengusutan Tragedi Kanjuruhan masih berjalan. Sudah ada enam orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun demikian banyak pihak merasa tak puas karena hingga kini belum ada tersangka dari pihak PSSI.

Banyak pihak menganggap PSSI gagal dalam menjalankan perannya sebagai federasi sepak bola nasional dalam Tragedi Kanjuruhan. Karena itu tuntutan KLB terus didorong guna membuat perbaikan sepak bola Indonesia.

Berkaca dari sejarah sejak PSSI reinkarnasi pada 1950, sudah belasan KLB digelar. Dari belasan itu, KLB paling sering digelar dalam satu dekade terakhir atau sejak kepemimpinan Nurdin Halid.

Banner live streaming MotoGP 2022

Berikut ini adalah sembilan KLB yang pernah diadakan PSSI sejak Nurdin Halid lengser pada 1 April 2011.

1. KLB 20 Mei 2011

FIFA melengserkan Nurdin Halid dari posisi Ketua Umum PSSI pada 1 April 2011. Pada saat yang sama FIFA membentuk Komite Normalisasi. Tim ini dipimpin mantan Ketua Umum PSSI periode 199-2003 Agum Gumelar.

Agum bersama timnya pun menggelar KLB pada 20 Mei 2011 di Hotel Sultan, Jakarta. Namun kongres ini tidak berjalan lancar. Banyak interupsi terjadi dan sebagian pemilik suara hendak melancarkan mosi tidak percaya.

Akar masalahnya adalah muncul nama George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai dua calon Ketua Umum. Ini dianggap tidak memenuhi syarat. Akhirnya kongres terpaksa dihentikan dengan status deadlock dan tanpa hasil.

2. KLB 9 Juli 2011

Kegagalan KLB 11 Mei disikapi Agum dengan menyelenggarakan KLB 9 Juli. Kali ini kongres berlangsung di Solo. Tidak seperti KLB sebelumnya yang kisruh, kali ini kongres berjalan dengan lancar dan tanpa kendala berarti.

Hasilnya, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum dan Farid Rahman sebagai wakil. Pada saat yang sama dipilih sembilan anggota Komite Eksekutif (Exco) yang salah satunya adalah La Nyalla Mattalitti.

Sayangnya ini rupanya jadi babak baru kisruh sepak bola nasional. Masalahnya, Djohar menyebut Liga Primer Indonesia (LPI) sebagai kompetisi resmi dibanding Indonesia Super League (ISL). Ini pemicu dualisme kompetisi.

3. KLB 9 Desember 2012

Tak hanya dualisme kompetisi, muncul pula federasi tandingan dengan nama Komite Penyelamat Sepak Indonesia (KPSI). Hal ini memicu terbelahnya suara PSSI yang membuat FIFA membentuk Joint Committee (JC).

Pada 9 Desember 2012 PSSI menggelar KLB di Palangkaraya untuk membahas nasib JC dan memorandum of understanding (MoU) dengan KPSI. Pada saat yang sama KPSI menggelar kongres di Jakarta dengan agenda tak jauh berbeda.

Dengan ini konflik dualisme federasi dan kompetisi tak berakhir. Karenanya FIFA kembali mengirim utusan untuk mendamaikan situasi dan kondisi di sepak bola Indonesia yang tak kunjung harmonis.

Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>

KLB PSSI Berujung Pembekuan dari FIFA

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER