Menpora: Indonesia Bisa Kehilangan 37 Potensi Emas di SEA Games 2023
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali mengungkapkan Indonesia bisa kehilangan 37 keping potensi medali emas di SEA Games 2023.
"Kita bakal kehilangan 37 medali emas. Karena yang pertama, cabor dan nomor pertandingannya berbeda. Kedua, nomor pertandingan sudah ada tetap berjalan, tapi jenisnya berbeda," kata Zainudin di Jakarta, Selasa (13/12).
Ia mengatakan, contoh potensi medali emas Indonesia yang akan hilang datang dari cabor catur. Indonesia yang biasanya ikut dalam catur konvensional, harus rela tidak ikut serta karena SEA Games 2023 Kamboja hanya mempertandingkan catur Xiangqi dan Ok Chakktrong.
"Misalnya catur, kita dapat tiga emas di catur [jenis] internasional. Tapi di [SEA Games] Kamboja itu tidak ada. Kita tidak bisa ikut catur itu," ujar Zainudin.
Selain catur, Indonesia juga berpotensi tidak bisa menurunkan atlet di beberapa cabor lainnya seperti Menembak, Dayung, hingga Panahan. Itu membuat perolehan medali wakil Merah-putih berpotensi merosot.
Untuk mengatasinya, Zainudin berencana memaksimalkan cabor yang dilombakan di SEA Games 2023. Itu dilakukan agar potensi kehilangan medali tidak terlampau banyak.
"Kami sedang berupaya konversi dari cabor lain. Makanya Soft Tennis kami genjot supaya potensi emasnya tinggi. Mudah-mudahan yang lain juga maksimal. Artinya kalau hilang tidak sampai 37 emas lah," ucap Zainudin.
Di SEA Games 2021 Vietnam, kontingen Indonesia finis di urutan ketiga dalam perolehan medali. Jika potensi 37 emas hilang itu benar-benar terjadi, bukan tak mungkin Indonesia akan berakhir di tempat kelima pada SEA Games 2023.
"Karena kalau hilang 37 emas, kita bisa turun ke posisi kelima dari ketiga. Tuan rumah memang begitu," katanya menambahkan.
(ikw/ikw/rhr)