Kala Proyek Ambisius Akademi Bola Maroko Terbayar di Piala Dunia Qatar

CNN Indonesia
Minggu, 18 Des 2022 12:12 WIB
Keberhasilan Maroko di Qatar dinilai tak lepas dari faktor pembinaan usia dini yang dilakukan Maroko dalam satu dekade terakhir.
Timnas Maroko mendulang sejarah menembus empat besar Piala Dunia 2022. Sebuah catatan sejarah yang patut dibanggakan. (Reuters/Molly Darlington)
Jakarta, CNN Indonesia --

Maroko meninggalkan dongeng sejarah di Piala Dunia Qatar 2022 sebagai tim asal Afrika yang berhasil menembus semifinal Piala Dunia 2022. Sejumlah rahasia dikupas, ramuan keberhasilan diulas.

Salah satunya, keberhasilan Maroko di Qatar dinilai tak lepas dari faktor pembinaan usia dini yang dilakukan Maroko dalam satu dekade terakhir. Hal tersebut berkaitan keberadaan sebuah 'pabrik' bernama Akademi Sepak Bola Mohamed VI.

Pemerintah Maroko pada 2010 membangun proyek ambisius dengan mendirikan sebuah akademi sepak bola yang menjaring para belia mulai dari usia 8-15 tahun. Proyek itu didanai pemerintah hingga US$3 juta atau setara Rp202 miliar. Dikucurkan anggaran bantuan tiap tahun dalam jumlah yang fantastis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akademi sepak bola yang berada di Kota Sale, Rabat itu menjadi tempat lahirnya para penggawa yang merumput di Qatar, mengantarkan Maroko menuju empat besar turnamen empat tahunan.

Akademi Sepak Bola Mohamed VI mengorbitkan nama Azzedine Ounahi, Nayef Aguerd, Ahmed Reda Tagnaouti, hingga Youssef En-Nesyri, pahlawan Maroko saat menghempaskan Portugal di babak delapan besar.

Pendirian Akademi Sepak Bola Maroko Mohamed VI digagas saat Maroko mengalami kegagalan prestasi, tak pernah bisa menembus Piala Dunia sejak 1998.

Akademi menempati lahan lebih dari 17 hektare dan memiliki asrama, restoran, klinik, ruang hiburan, kolam renang, ruang kelas, dan sembilan lapangan termasuk satu lapangan tertutup.

Metode pembelajarannya, kurikulum di akademi tersebut menggabungkan pelatihan di lapangan dengan kelas-kelas. Sebagian besar siswa meninggalkan akademi dengan gelar sarjana.

"Keterampilan selalu ada di Maroko, tetapi pelatihan bakat yang tepat di usia yang lebih muda masih kurang," kata pelatih akademi, Tarik El Khazri yang melatih Youssef En-Nesyri, dikutip dari Aljazeera.

Dia menambahkan, "Kami memiliki pemain dari seluruh Maroko dan dari kelompok sosial yang berbeda, bakat adalah kriteria utama."

Hal senada disampaikan Belmahdi Abdellatif, pelatih lainnya di akademi tersebut. Dia mengatakan sekitar 90 persen lulusannya mendapatkan masa depan sebagai pemain sepak bola profesional. dan sejumlah klub besar di Eropa menggunakan jasa mereka.

"Saat ini, setelah timnas Maroko sukses di Piala Dunia 2022, kami dibanjiri pelamar," kata Khazri.

[Gambas:Video CNN]

Keberadaan Akademi Sepak Bola Mohamed VI membuahkan hasil di Piala Dunia 2022. Meski gagal meraih titel juara, namun Maroko cukup dikenal sebagai pembunuh raksasa.

Singa Atlas sukses menahan imbang Kroasia, dan kemudian mengalahkan Belgia di fase grup. Setelah melibas Kanada, Hakimi cs pun kemudian membuktikan mereka tak hanya penambah warna Piala Dunia 2022 ketika menaklukkan Spanyol dan Portugal pada fase gugur.

"Kami yakin 15 tahun ke depan, ada negara Afrika menjadi juara Piala Dunia," ujar Pelatih Maroko, Walid Regragui.

(ain/ptr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER