Jakarta, CNN Indonesia --
Filipina memang tidak dalam kondisi ideal di Piala AFF 2022, tetapi The Azkals tetap berpotensi menjadi batu sandungan bagi Timnas Indonesia.
Duel Filipina versus Indonesia akan berlangsung di Stadion Rizal Memorial, Manila pada Senin (2/1) malam. Ini adalah laga akhir Grup A dan Indonesia harus meraih poin agar tak bergantung pada tim lain untuk lolos ke semifinal.
Dalam turnamen dwitahunan ini Filipina tampil dengan 11 pemain keturunan. Hanya saja mayoritas di antaranya adalah pemain muda. Stephan Schrock menjadi pemain tertua, 36 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata usia pemain Filipina di Piala AFF 2022 adalah yang termuda ketiga setelah Laos dan Kamboja. Ini perubahan besar, sebab di Piala AFF 2020 Filipina jadi tim tertua ketiga.
Skuad Filipina juga didominasi pemain yang belum pernah tampil di Piala AFF. Dari 23 pemain, hanya delapan yang pernah main di AFF.
Pelatih Filipina asal Spanyol Josep Ferre bersama direktur teknik asal Inggris Stewart Hall, ditugaskan menyusun ulang kekuatan. Karena itu peremajaan tim dilakukan sejak pertengahan 2022.
Ini sangat berdampak pada performa tim. Sebelum Piala AFF 2022, Filipina melakoni delapan pertandingan dan hasilnya hanya dua kali menang, sekali imbang, dan lima kali kalah.
Piala AFF 2022 tidak menjadi target Filipina. Mereka ingin kembali menjadi yang terbaik di Asia Tenggara seperti 2016 dengan pemain-pemain keturunan baru, setidaknya mulai 2024.
Namun demikian ada satu dendam yang sampai saat ini dijaga Filipina. Indonesia adalah tim yang pernah dua kali pesta gol hingga dua digit. Dua skor memalukan itu adalah 12-0 (1972) dan 13-1 (2002).
Utamanya kekalahan 1-13 di Piala AFF 2002 jadi pemantik. Setelah kekalahan tersebut Filipina seperti punya motivasi tambahan. Mereka selalu 'main gila' untuk menumpas Indonesia.
Buktinya, Indonesia tidak pernah menang dalam tiga pertemuan terakhir. Selain Filipina menang 4-0 pada 2014, yang ini adalah kemenangan pertama atas Indonesia, hasil imbang tercipta pada 2016 (2-2) dan 2018 (0-0).
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Shin Tae Yong, pelatih Timnas Indonesia, berjanji performa Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan akan meningkat selama fase grup Piala AFF 2022.
Pertandingan melawan Kamboja (23/12) dan Brunei (26/12) dianggap sebagai pemanasan, sedangkan duel melawan Thailand (29/12) adalah fase peningkatan performa setiap pemain.
Pelatih asal Korea Selatan ini yakin penampilan pemain akan semakin matang. Melawan Filipina, Shin yakin anak asuhnya akan tampil lebih baik: umpan lebih presisi, fokus terjaga, dan penyelesaian klinis.
Kegagalan menyelesaikan peluang, seperti diperlihatkan Egy Maulana Vikri (melawan Kamboja), Hansamu Yama (melawan Brunei), dan Witan Sulaeman (melawan Thailand) tak akan terulang.
Kekurangan skuad Garuda dalam tiga laga sebelumnya tak bisa dianggap remeh, tetapi dirasa wajar. Ini karena mayoritas pemain tak bertanding dalam ajang resmi selama hampir tiga bulan.
Itu sebabnya Shin mencekoki pemain dengan menu latihan fisik selama persiapan di Bali. Hasilnya terlihat, di mana Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan bisa tampil prima selama 90 menit.
 Ilija Spasojevic dalam kondisi bugar untuk diturunkan pada duel lawan Filipina karena tak bermain lawan Thailand. (Dok PSSI) |
Hanya sentuhannya saja yang terasa tak wajar. Sentuhan bola berantakan, umpan sering melenceng, dan naluri belum kembali. Itu sebabnya Shin menyebut fase grup sebagai sarana persiapan sesungguhnya.
Untuk melawan Filipina, komposisi pertahanan Timnas dipastikan berubah. Ini karena Jordi Amat absen karena akumulasi kartu. Untuk bek sayap semuanya oke dan tinggal pilih mau yang mana.
Lini tengah sudah solid. Marc Klok, Rachmat Irianto, Syahrian Abimanyu, dan Marselino Ferdinan, mulai padu satu sama lain. Hanya Ricky Kambuaya yang masih dalam proses menemukan permainan terbaiknya.
Lini depan memang persoalan. Egy, Witan, Saddil Ramdani, Ilija Spasojevic, Dendy Sulistyawan, Ramadhan Sananta, dan Muhammad Rafli, jauh dari kata memuaskan. Shin sedang mencari formula.
Setelah melawan Thailand yang kualitasnya setara, menghadapi Filipina adalah uji klinis lini depan Timnas Indonesia sesungguhnya. Jika sukses, bukan tak mungkin akan lancar di fase gugur.
[Gambas:Video CNN]