Jakarta, CNN Indonesia --
Membayangkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berjalan menuju panggung final Malaysia Open 2023 adalah membayangkan seseorang tengah berjalan di tanah yang masih asing, ketika orang-orang di sekitar mereka sudah terbiasa dengan segala situasi yang ada.
Entah apa yang ada dalam pikiran Fajar/Rian, entah Fajar/Rian menyadari atau tidak, para pemain nomor satu dunia di lima nomor yang ada berhasil masuk final di Malaysia Open 2023. Seperti halnya Fajar/Rian, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, Chen Qingchen/Jia Yifan, Akane Yamaguchi, dan Viktor Axelsen bisa menembus partai final.
Namun Fajar/Rian memiliki perbedaan dibanding para pemain tersebut. Walaupun di tahun lalu juga sempat terjadi pergeseran peringkat di beberapa nomor, nama-nama seperti Zheng/Huang, Chen/Jia, Akane, dan Axelsen adalah nama-nama yang sudah terbiasa duduk di posisi nomor satu dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka adalah nama yang sudah terbiasa berada di tanah para raja, duduk di singgasana, dengan segala tekanan dan beban yang ada.
Mereka sudah bergelimang gelar, termasuk di turnamen kategori Super 1000. Sedangkan Fajar/Rian, turnamen Super 1000 adalah sesuatu yang masih terus mereka buru.
Dalam urutan pertandingan final Malaysia Open 2023, Fajar/Rian ditempatkan di nomor urut terakhir. Satu per satu para penguasa nomor satu dunia maju ke lapangan, dan satu per satu dari mereka berhasil membawa pulang kemenangan.
Keempat penguasa sudah menunaikan tugasnya. Mereka menambah lagi sebuah gelar bergengsi dalam deret gelar mewah yang sudah ada dalam daftar panjang kemenangan mereka.
Fajar/Rian kemudian masuk lapangan di laga terakhir. Entah apakah Fajar/Rian memikirkan kemenangan yang diraih para pebulutangkis nomor satu dunia di empat nomor final sebelumnya. Namun yang pasti, mereka sadar bahwa banyak tuntutan yang harus mereka jawab setelah duduk di posisi nomor satu dunia.
 Fajar/Rian bisa tampil apik dalam perjalanan mereka di Malaysia Open. (Arsip PBSI) |
Lawan yang dihadapi pun terbilang agak tricky, yaitu Liang Weikeng/Wang Chang. Dari segi umur dan pengalaman, Liang/Wang ada jauh di bawah Fajar/Rian. Situasi itu tentu menambah beban lain yang harus dibawa oleh Fajar/Rian.
Namun ternyata Fajar/Rian bisa menjalani laga final dengan penuh ketenangan. Fajar/Rian bahkan menjadikan partai puncak Malaysia Open tempat bagi mereka untuk bersenang-senang unjuk kemampuan.
Baca lanjutan tulisan ini di halaman berikut ...
Dari segi kemampuan, Liang/Wang sejatinya bukan ganda muda yang layak dipandang sebelah mata. Mereka sudah bersinar sejak junior dan makin melejit di tahun lalu karena berhasil memenangkan Japan Open.
Dalam perjalanan menuju babak final, Liang/Wang juga menaklukkan tiga pemain unggulan yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, dan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.
Laga final Malaysia Open 2023 pun kemudian jadi laga yang sengit yang harus dihadapi oleh Fajar/Rian. Liang/Wang punya serangan yang tajam. Pergerakan mereka juga dinamis dan sigap bermain dalam tempo cepat.
Namun Fajar/Rian hadir dengan kondisi yang hampir sempurna. Beban-beban yang datang pada Fajar/Rian setelah jadi nomor satu dunia justru seolah dijadikan pijakan bagi mereka untuk bisa memupuk kepercayaan diri setinggi-tingginya di partai final.
Fajar/Rian begitu menikmati jalannya partai final. Walaupun lawan sedang dalam posisi menekan, meskipun mereka sedang kesulitan menemukan ritme permainan, Fajar/Rian tidak kehilangan ketenangan.
Ketenangan ini yang kemudian mengantar Fajar/Rian bisa tetap kuat berdiri meladeni permainan Liang/Wang. Kepercayaan diri Fajar/Rian lalu tergambar jelas ketika mereka bisa membuat Liang/Wang tak berdaya di paruh akhir gim ketiga. Fajar/Rian pun menang dengan skor 21-18, 18-21, 21-13.
 Fajar/Rian melalui sejumlah laga berat untuk bisa jadi juara Malaysia Open. (Arsip PBSI) |
Kepercayaan diri dan ketenangan ini yang kemudian membuat semua potensi terbaik dalam diri Fajar dan Rian bisa keluar di lapangan. Rian tidak hanya jadi pembuat smes tajam, melainkan juga piawai dengan penempatan bola di depan net.
Fajar bisa menghadirkan kendali luar biasa di depan net tetapi juga tidak gugup ketika harus bertukar peran dengan Rian.
Kepercayaan diri dan ketenangan ini juga yang mendampingi Fajar/Rian dalam perjalanan ke final. Pada tiga babak awal, Fajar/Rian selalu kalah di gim pertama, bahkan sempat tak berkutik, namun bisa menang lewat rubber game.
Merujuk pada situasi yang mereka jalani di Malaysia Terbuka, singgasana nomor satu dunia justru jadi tambahan kekuatan bagi Fajar/Rian.
Sukses di Malaysia Open tentu tidak jadi jaminan Fajar/Rian akan mulus mendominasi persaingan ganda putra di tahun 2023. Masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki oleh Fajar/Rian. Persaingan di nomor ganda putra pun terbilang ketat saat ini dan hasil-hasil yang tersaji di Malaysia Open bisa jadi bukti.
Namun kemenangan di Malaysia Open membuat Fajar/Rian seolah berteriak, membuat bising, di tanah para penghuni nomor satu dunia yang masih terasa asing. Fajar/Rian memberi pernyataan bahwa mereka punya kemampuan dan kelayakan.
Bila setelah ini Fajar/Rian mampu memenangkan gelar demi gelar, tanah para raja tentu akan makin terasa familiar.