La Nyalla Mattalitti, Calon Ketum yang Punya 'Utang' di PSSI
La Nyalla Mattalitti resmi mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum PSSI periode 2023-2027. Berikut rekam jejak La Nyalla Mattalitti di sepak bola.
Penguasaha berbasis di Jawa Timur itu bukan orang baru dalam dunia olahraga Indonesia, termasuk sepak bola. Ia sempat menangani organisasi vital si kulit bundar kancah nasional.
Saat disibukkan sebagai Ketua Umum Kadin Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti terpilih sebagai Wakil Ketua KONI Jawa Timur pada 2010.
Setahun kemudian, La Nyalla Mattalitti menjabat Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Timur sekaligus menjadi anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
La Nyalla pula yang menjadi salah satu pemrakarsa KPSI, organisasi saingan PSSI pada 2011. Ketika itu La Nyalla menilai PSSI gagal menjalankan tugas sebagai federasi sepak berkaca dari prestasi dan sistem kompetisi yang tak berjalan baik.
Sepak terjangnya semakin meningkat setelah dipilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI 2013-2015. Kariernya terus memuncak saat meraih kursi Ketua Umum PSSI pada 2015 namun setelahnya, Menpora membekukan PSSI dan FIFA menghukum Indonesia.
Sempat terjerat kasus dugaan korupsi dana hibah di Kadin Jawa Timur, La Nyalla memberanikan diri maju sebagai bakal calon ketua umum PSSI 2019-2023. Namun dia menarik undur diri dari pemilihan yang kemudian dimenangi Mochamad Iriawan alias Iwan Bule.
Setelah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI pada 2019, La Nyalla kembali membulatkan tekadnya kembali duduk di kursi nomor satu PSSI.
Ia menyerahkan berkas pendaftaran sebagai calon ketua umum PSSI 2023-2027 pada Jumat (13/1). La Nyalla percaya diri dengan membawa dukungan dari dua voters, yakni Persela Lamongan dan Pengprov Jawa Timur.
"Saya dari voter hanya dua [dukungan], dari Jawa Timur sama Persela. Tapi ingat, soal dukungan itu hanya untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI, mencalonkan. Bukan dukungan itu berarti bahwa itu sudah mendapatkan pilihan dari voter," ucap La Nyalla.
Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu mengaku punya 'utang' untuk membenahi PSSI. Sebab saat berada di tempat tertinggi badan sepak bola nasional, ia merasa ada tugas yang belum selesai lantaran PSSI dibekukan Kemenpora pada 2015.
"Sekarang saya terpanggil, karena sudah waktunya kami melihat bahwa sudah waktunya saya harus membayar utang saya, yang dulu saya diberi amanah oleh anggota PSSI para voter dari 94 itulah akhirnya saya sekarang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI," ujar La Nyalla.
(ikw/nva)